Bahlil Buka Suara Soal Media China Soroti Kerja Paksa di Pabrik Smelter Nikel Indonesia

Estimated read time 2 min read

JAKARTA – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia angkat bicara setelah media asing South China Morning Post (SCMP) asal Hong Kong melontarkan pemberitaan tentang kerja paksa di pabrik nikel Indonesia di Amerika Serikat (AS) saat dikritik. Industri ini menghadapi pengawasan yang semakin ketat setelah dilaporkan sebagai kerja paksa oleh otoritas AS.

Bahlil membantah tuduhan adanya kerja paksa di industri nikel Indonesia. Menurutnya, tudingan tersebut merupakan kampanye hitam yang hanya bertujuan merusak nama baik negara.

Berbicara dalam rangka peringatan 79 tahun pertambangan, beliau mengatakan: “Tidak ada kerja paksa. Setiap bulan, ketika saya menjadi Menteri Investasi, saya pergi ke tempat ini. Ini hanya kampanye hitam, ini geopolitik.” Energi di Hotel Kempinski, Jakarta, Kamis (10/9/2024).

Bahlil sangat yakin bahwa banyak negara yang merasa lebih besar dari Indonesia, padahal kenyataannya tidak. Dia menambahkan: “Di luar negeri, semua orang menganggap mereka hebat. Maaf, mereka tidak lebih baik dari kami.”

“Yakinlah Indonesia ke depan akan menjadi negara yang baik, dengan pendapatan per kapita yang tinggi, PDB yang tinggi, dan kita mampu menjadi negara terbaik kesepuluh dari PDB”, pungkas Bahlil.

Sebagai referensi, tudingan kerja paksa tersebut berasal dari Global Report on Child and Forced Labour yang diterbitkan Departemen Tenaga Kerja Amerika Serikat (AS) pada 5 September 2024. Laporan tersebut menyebutkan bahwa industri nikel Indonesia ikut terlibat. Dalam praktik kerja paksa.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours