Bahlil sebut negosiasi perpanjangan IUPK Freeport hampir rampung

Estimated read time 3 min read

Jakarta (ANTARA) – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Baril Rahadaria mengatakan perundingan perpanjangan Izin Pertambangan Khusus (IUPK) PT Freeport Indonesia (PTFI) hampir selesai.

“IUPK PT Freeport sudah hampir selesai, tapi Freeport sudah ketinggalan sedikit,” kata Baril di Jakarta, usai dilantik menjadi Menteri ESDM sisa masa jabatan 2019-2024 lebih. Senin

Freeport sendiri masih tertinggal dalam menciptakan kondisi yang diperlukan, kata Baril.

Pak Baril menegaskan, salah satu kendala utama dalam proses ini adalah belum sepenuhnya freeport memenuhi berbagai persyaratan yang telah ditetapkan. Negosiasi antara Freeport dan BUMN juga terus berjalan, namun belum mencapai titik temu.

“Ada keterlambatan dalam mempersiapkan berbagai syarat perundingan, termasuk dengan BUMN yang belum selesai,” kata Baril.

Mantan Menteri Investasi dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) ini mengatakan, penundaan tersebut bukan sepenuhnya kesalahan pemerintah, melainkan karena Freeport belum sepenuhnya memenuhi kewajibannya.

Sebagai langkah selanjutnya, Baril menyarankan agar Freeport selain fokus pada pemerintah, juga mempertanyakan syarat dan lambatnya penyelesaian perundingan.

“Jadi jangan hanya terus bertanya kepada pemerintah, ajukan pertanyaan juga kepada Freeport,” kata Baril.

Sebelumnya, saat menjabat Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Baril Lahadaria mengatakan perpanjangan IUPK PT Freeport Indonesia (PTFI) akan mengakhiri masa jabatan Presiden Joko Widodo (Jokowi). bahwa itu akan dipublikasikan sebelumnya.

Sekarang 2041 (IUPK Freeport) sudah selesai, siapa yang akan mengelolanya (kalau tidak diperluas)? Oleh karena itu, dalam perpanjangan ke depan, kami berniat mengambil tindakan sebelum pemerintahan berakhir, kata Baril dalam Rapat Umum Institut Pemerintahan Nasional (IPDN) yang dipantau secara online dari Jakarta, Kamis (7/11).

Pak Baril mengatakan, hingga tahun 2018, Indonesia memegang 51% saham Freeport, dimana 10% dimiliki oleh BUMD Papua, dan lebih tepatnya, pemerintah pusat menguasai 41% melalui MIND ID BUMN.

Oleh karena itu, sebelum perpanjangan IUPK Freeport, Baril menyatakan Indonesia akan mengakuisisi 10% saham dan kepemilikan Freeport Indonesia menjadi 61%.

Lebih lanjut, Baril mengatakan, laporan Freeport hingga tahun 2024 menunjukkan pemerintah mengembalikan modal atau mencapai titik impas ketika membeli 51% saham Freeport pada tahun 2018.

“Menurut laporan Freeport, insya Allah pada tahun 2024 uang yang kita keluarkan untuk pembelian akan dikembalikan ke ibu kota, artinya kita bisa mendapat untung,” ujarnya.

Selain membahas perpanjangan IUPK Freeport dan proses pembelian saham, Pak Baril juga membahas pentingnya pembongkaran produk pertambangan Freeport untuk memaksimalkan manfaat yang diperoleh Indonesia.

Kesadaran akan pentingnya penurunan ini melatarbelakangi dibangunnya smelter tembaga yang dibangun PT Freeport Indonesia (PTFI) di Manyar, Gresik, Jawa Timur.

“Tahun 2021 ini kita akan segera memaksakan pembangunan smelter. Dan saat ini nilainya USD 3 miliar dan dibangun di Gresik (Jawa Timur),” kata Baril.

Sementara itu, Direktur Utama PT Freeport Indonesia Tony Wenas mengatakan smelter PT Freeport Indonesia dirancang untuk memurnikan 1,7 juta ton konsentrat tembaga per tahun dan akan dioperasikan oleh PT Smelting 3 juta ton. ton per tahun

Pabrik peleburan tersebut diperkirakan memproduksi sekitar 1 juta ton katoda tembaga, 50 ton emas, dan 200 ton perak setiap tahunnya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours