Bakal Hancurkan Ekonomi Dunia, Virus Pengganti Covid-19 Diklaim Meletus 2025

Estimated read time 3 min read

NEW YORK – Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperingatkan adanya epidemi yang lebih berbahaya lagi, yaitu Penyakit X. Pada Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss, sebuah panel yang terdiri dari para pemimpin industri layanan kesehatan membahas pentingnya perencanaan dini untuk hipotetis wabah “penyakit X”.

Berita tentang panel tersebut memicu konspirasi dari akun media sosial sayap kanan bahwa para pemimpin dunia akan memulai pandemi berikutnya atau “mengekang” kebebasan berpendapat lagi dan menerapkan kembali mandat penggunaan masker.

WHO mengatakan persiapan tersebut bertujuan untuk mengurangi dampak negatif yang muncul di era COVID-19, seperti kurangnya kapasitas sistem medis atau kerugian triliunan dolar dalam perekonomian.

Pemeriksaan fakta yang dilakukan AFP mengungkap kebohongan, termasuk klaim elit bahwa patogen yang tidak diketahui dapat memusnahkan populasi dunia, yang tampaknya berasal dari Washington sebelum menyebar ke seluruh Asia dalam beberapa bahasa.

Pesatnya penyebaran informasi yang salah juga menimbulkan keraguan mengenai efektivitas vaksin dan dampaknya terhadap kesiapsiagaan darurat kesehatan masyarakat empat tahun setelah penyebaran pandemi Covid-19 secara global.

Kelompok sayap kanan AS juga menggunakan kesempatan ini untuk menakut-nakuti masyarakat dengan menjual peralatan medis yang menurut para ahli kesehatan merupakan pengobatan yang belum terbukti untuk Covid-19.

“Para penyebar misinformasi mencoba menggunakan teori konspirasi untuk menjual produknya. Karena itulah penghasilan utama mereka, kata Timothy Caulfield dari University of Alberta di Kanada.

Teori konspirasi mulai beredar setelah Forum Ekonomi Dunia disebut sebagai “magnet disinformasi” ketika panel “Kesiapsiagaan Penyakit X” bertemu pada bulan Januari lalu untuk fokus pada ancaman pandemi di masa depan.

Alex Jones, pendiri InfoWars, yang telah menyebarkan jutaan teori konspirasi tentang penembakan massal dan Covid-19, sekali lagi membuat klaim palsu di media sosial, mengungkapkan rencana globalis untuk menggunakan Penyakit X sebagai senjata genosida.

Ketika teori konspirasi mulai menyebar ke seluruh Tiongkok, muncul postingan di platform X yang mengklaim bahwa pemerintah Beijing telah mulai mendirikan krematorium keliling sebagai persiapan atas dugaan kematian massal tersebut.

Namun pengecekan fakta AFP menggunakan Image Search mengungkapkan bahwa video tersebut sebenarnya adalah layanan kremasi hewan peliharaan yang mati.

Oktober lalu, tim peneliti yang sama di Malaysia juga menemukan postingan media sosial tentang perawat yang dipaksa menerima vaksin Penyakit X yang tidak ada.

Ahli jantung Amerika Peter McCullough, yang dikenal menyebarkan informasi yang salah tentang Covid-19, mengatakan tanpa bukti kuat bahwa Penyakit X diproduksi di biolab.

Klaim tersebut dibuat melalui situs perusahaan suplemen yang berbasis di Washington, D.C., The Wellness Company, di mana ia juga menjabat sebagai kepala ilmuwan.

Situs ini mendesak masyarakat untuk bersiap menghadapi penyakit ini

Situs teori konspirasi sayap kanan The Gateway Pundit juga mempromosikan perangkat tersebut dalam postingan bersponsor berjudul “Penyakit X, Apakah Globalis Merencanakan Pandemi Lain?”

“Jangan menunda persiapan sejak dini, virus ini bisa saja muncul pada tahun 2025,” jelas pesan itu lagi, mengarahkan pembaca ke link untuk memesan kit tersebut.

Julie Millican, wakil presiden Media Matters yang berhaluan kiri, mengatakan berkembangnya teori konspirasi penghasil uang adalah masalah yang sudah ada sejak lama.

Partai yang dimaksud memang berupaya memanfaatkan pengikutnya yang terlalu fanatik terhadap teori konspirasi, jelasnya.

Teori konspirasi ini muncul di tengah meningkatnya skeptisisme masyarakat terhadap efektivitas vaksin.

“Sejak pandemi Covid-19, kami telah melihat menurunnya dukungan terhadap vaksinasi untuk anak-anak dan penolakan di antara banyak orang tua,” jelas Jennifer Reich, sosiolog di University of Colorado Denver.

Beberapa pengikut penyakit ini

“Hal ini dapat menciptakan kelompok yang mengambil keputusan buruk dalam suatu wabah,” kata Chunhue Chi, seorang profesor di Oregon State University.

Padahal, kata dia, hal tersebut bisa menjadi kendala besar bagi masyarakat untuk lebih proaktif dalam mencegah potensi penyakit menular.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours