Padang (Antara) – Direktur Tindakan Karantina Ikan Badan Karantina Indonesia Wahyu Widodo menekankan pentingnya peran sektor ekspor dalam stabilitas perekonomian Indonesia di tengah pandemi Covid-19 dan ketidakpastian global.
“Program ekspor Merdeka sangat penting dalam kebijakan tersebut. Sebab, dalam konteks globalisasi yang semakin meningkat, ekspor bukan lagi sekadar pilihan, melainkan kebutuhan mutlak bagi keberlangsungan perekonomian nasional Indonesia,” ujar Direktur Karantina Perikanan. Kata kerja dalam bahasa Indonesia. Badan Karantina Wahyu Widodo di Padang, Jumat.
Widodo mengatakan salah satu strategi pemerintah untuk memulihkan perekonomian negara adalah dengan menciptakan program liberalisasi ekspor. Kebijakan di bidang ekspor ini telah dicanangkan Kepala Negara pada tahun 2012.
Langkah tersebut bertujuan untuk mewujudkan komitmen pemenuhan kebutuhan ekspor sebagai bagian dari upaya menghidupkan kembali perekonomian Indonesia pasca pandemi Covid-19. Visi dan misi Program Ekspor Merdeka adalah menciptakan produk ekspor Indonesia yang terjangkau dan mampu bersaing di pasar internasional.
“Hal ini juga termasuk memastikan kualitas produk dan pasokan yang berkelanjutan,” kata Widodo.
Ia meyakini kebijakan ekspor yang diterapkan dengan baik akan membantu mempercepat pemulihan ekonomi nasional. Selain itu, ekspor Merdeka secara langsung akan mendongkrak perekonomian di provinsi, kabupaten, dan kota Tanah Air.
Khususnya di wilayah Minang, Badan Karantina Indonesia melihat potensi ekspor yang cukup besar, khususnya di bidang perikanan. Misalnya ikan, udang, lobster, rajungan, dan berbagai produk ikan daerah yang mempunyai daya saing tinggi di pasaran.
Berdasarkan data, ekspor ikan kerapu ke Hong Kong akan melebihi Rp 60 miliar pada Juni 2024. Adanya pusat isolasi mendorong pemerintah provinsi untuk terus mengoptimalkan sumber daya yang ada, termasuk mengembangkan perikanan di daerah lain.
Rata-rata Sumbar bisa mengekspor 40 ton hingga 60 ton ikan talang ke Hong Kong dua hingga tiga kali dalam setahun. Nilai totalnya sekitar Rp7,2 miliar hingga Rp10 miliar, ujarnya.
+ There are no comments
Add yours