Balas sanksi AS, Rusia pertimbangkan larangan ekspor uranium, titanium

Estimated read time 1 min read

Moskow (ANTARA) – Rusia belum mengambil keputusan untuk menghentikan ekspor logam mulia seperti uranium, titanium, dan nikel ke Amerika Serikat, kata Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov, Sabtu.

Namun Rusia akan mempertimbangkan langkah tersebut dengan hati-hati sebelum mengambil keputusan, katanya.

“Ada kemungkinan bahwa akan ada banyak tindakan balasan ekonomi (oleh Rusia) terhadap sanksi (AS),” kata Ryabkov.

“Kami sedang mengevaluasi pro dan kontra, mengevaluasi hasilnya; kami tidak bisa mengambil keputusan cepat di sini,” ujarnya saat menjawab pertanyaan wartawan mengenai pembatasan ekspor uranium, titanium, dan nikel Rusia ke Amerika Serikat.

Pemerintah Rusia yang dipimpin oleh Presiden Vladimir Putin berhati-hati dalam mengambil langkah-langkah yang nantinya bisa disesali, kata diplomat itu.

“Jadi, kita lihat saja nanti,” ujarnya. “Namun, kami juga tidak bisa mengesampingkan adanya oposisi yang kuat.”

Menurut Ryabkov, tindakan Amerika Serikat dan negara-negara Barat telah mencapai tingkat “kerusakan ekonomi total” terhadap Rusia.

Oleh karena itu, respons kita akan lebih besar, tambahnya.

Sebelumnya pada hari Rabu, Putin mengatakan bahwa Rusia, yang memiliki cadangan bahan mentah yang kaya, harus mempertimbangkan untuk membatasi ekspor berbagai jenis bahan, termasuk metana, titanium, dan nikel.

Namun, hal ini tidak boleh merugikan kepentingan Rusia, katanya.

Sumber: Sputnik-OANA

.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours