Bangladesh lanjutkan jam malam di tengah penangkapan pengunjuk rasa

Estimated read time 2 min read

Bangladesh mengumumkan jam malam sembilan jam pada hari Jumat dan Sabtu ketika negara itu memperketat cengkeramannya terhadap kekerasan selama protes dan penangkapan mahasiswa.

Menteri Dalam Negeri Asaduzzaman Khan membuat pengumuman tersebut pada konferensi pers pada Jumat pagi setelah pertemuan dengan pejabat penegak hukum.

Jam malam yang berlaku sejak Sabtu lalu akan berlanjut di Dhaka dan tiga kota lainnya.

Menteri Khan mengatakan jam malam di Kota Dhaka dan tiga kota lainnya akan dimulai pada pukul 8 pagi hingga pukul 5 sore.

Sedangkan keputusan jam malam di kota lain akan diambil oleh pemerintah daerah.

Para mahasiswa yang melakukan protes telah mengumumkan bahwa mereka akan melanjutkan protes mereka sampai sembilan tuntutan dipenuhi, termasuk pelarangan Liga Chhatra, penuntutan terhadap mereka yang bertanggung jawab atas pembunuhan para pengunjuk rasa dan permintaan maaf kepada Perdana Menteri Sheikh Hasina.

Surat kabar lokal “Prothom Alo” melaporkan bahwa hingga 16 Juli jumlah korban tewas telah meningkat menjadi 204. Namun, pemerintah belum merilis laporan resmi mengenai jumlah korban jiwa.

Sementara itu, polisi telah menangkap lebih dari 5.500 orang di seluruh negeri, termasuk 1.100 orang pada hari Kamis, menurut surat kabar Prothom Alo.

Mereka juga menambahkan bahwa sebagian besar korban yang ditangkap adalah anggota oposisi Partai Nasionalis Bangladesh (BNP) dan Jamaat-e-Islami Bangladesh.

Pemerintah Bangladesh memutus layanan listrik dan internet pada hari Jumat ketika protes mahasiswa berubah menjadi kekerasan.

Layanan internet broadband telah pulih sebagian di seluruh negeri, namun layanan internet seluler belum pulih.

Pada awal Juli, mahasiswa menyerukan reformasi sistem lowongan kerja di pemerintahan negara tersebut.

Protes tersebut berubah menjadi gerakan besar-besaran setelah Perdana Menteri Hasina menyebut para pengunjuk rasa “razakar”.

Razakar adalah istilah untuk pengkhianat yang berperang melawan pasukan Pakistan selama Perang Kemerdekaan Bangladesh tahun 1971.

Sumber: Anadolu-OANA

.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours