Bangladesh tembakkan gas air mata ke pengunjuk rasa

Estimated read time 2 min read

Dhaka dlbrw.com – Polisi di Bangladesh menembakkan gas air mata saat ratusan pencari kerja berkumpul di depan kantor perdana menteri sementara untuk menuntut kenaikan usia minimum untuk bekerja di pemerintahan dari 30 tahun menjadi 35 tahun.

Anatolia melaporkan, pada Selasa, ratusan demonstran yang ditempatkan di jalan depan kantor Perdana Menteri Pemerintahan Transisi Bangladesh, Muhammad Yunus, pada jam sibuk, menyebabkan kekacauan lalu lintas di seluruh ibu kota, Dhaka.

Mereka mula-mula berkumpul di Persimpangan Shahbagh lalu di depan kediaman Kepala Penasihat di kawasan Jalan Bailey. Di sana, polisi menembakkan gas air mata dan bom suara ke arah mereka.

Para pengunjuk rasa mengatakan beberapa di antara mereka terluka. Tentara dan polisi juga terlihat di lokasi kejadian.

Dalam menghadapi protes, pemerintah membentuk sebuah komite untuk mempertimbangkan tuntutan peningkatan usia minimum untuk pekerjaan di pemerintahan.

Komite telah diminta untuk menyerahkan laporan beserta rekomendasi dalam tujuh hari ke depan, kata Sekretaris Utama Kementerian Administrasi Publik, Mohammad Mukhlesur Rahman, pada konferensi pers di Sekretariat di Dhaka.

Pada minggu pertama bulan September, para pencari kerja juga melakukan protes dengan tuntutan yang sama.

Sementara itu, seorang pekerja tewas dan 30 lainnya terluka di daerah Savar di pinggiran Dhaka ketika pekerja garmen dan petugas penegak hukum bentrok, lapor surat kabar lokal Daily Star.

Perkembangan lainnya, Kementerian Hukum pada Senin (30/9) menyatakan telah memutuskan untuk mencabut kasus-kasus berdasarkan undang-undang Internet yang kontroversial. Siapa pun yang ditahan sehubungan dengan kasus ini akan segera dibebaskan melalui prosedur hukum.

Dia menambahkan, sebanyak 5.818 kasus sedang berlangsung di delapan pengadilan elektronik di seluruh negeri.

Peraih Nobel Muhammad Yunus menjabat sebagai kepala pemerintahan sementara pada tanggal 8 Agustus, menyusul gerakan mahasiswa sipil pada tanggal 5 Agustus yang memaksa Perdana Menteri Sheikh Hasina melarikan diri ke negara tetangga, India.

Setidaknya 708 orang tewas, sebagian besar akibat penembakan oleh aparat penegak hukum, dan lebih dari 19.200 orang terluka, menurut Kementerian Kesehatan.

Di sisi lain, Partai Nasionalis Bangladesh menuntut pemilihan umum diadakan dalam waktu tiga bulan, dan Komandan Angkatan Darat Bangladesh Jenderal Wakaruzzaman mengatakan bahwa pemerintahan yang dipimpin Yunus akan mengadakan pemilihan umum dalam beberapa bulan.

Sumber: Anatolia

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours