Bank Dunia Sebut Harga Beras Indonesia Paling Mahal,  Bapanas Bilang Begini

Estimated read time 2 min read

JAKARTA – Country Director Bank Dunia Indonesia dan Timor-Leste, Asia Timur dan Pasifik Caroline Turk mengatakan harga beras di Indonesia lebih tinggi dibandingkan negara ASEAN lainnya. Secara halus, selisihnya mencapai 20%.

Caroline mengungkapkan tingginya harga beras di Indonesia antara lain disebabkan oleh pembatasan impor dan keputusan pemerintah menaikkan harga jual beras sehingga menurunkan daya saing pertanian. Dan yang lebih menyedihkan lagi, mahalnya harga beras tidak diiringi dengan kesejahteraan para petani.

Menanggapi hal tersebut, Rachami Vidiriani, Direktur Pendistribusian dan Cadangan Pangan Badan Pangan Nasional (BAPANAS), mengatakan tingginya harga beras di Indonesia tidak lepas dari tingginya biaya produksi. Ia juga menegaskan, pemerintah berupaya meningkatkan hasil panen para petani.

Pada Konferensi Beras Internasional di Indonesia, Rachamik mengatakan: “Kalau kita lihat, harga beras dalam negeri sangat tinggi, petani juga berhak mendapatkan keuntungan dan sungguh merupakan saat yang membahagiakan bagi petani karena harga gabahnya dibeli di atas HPP,” yang diadakan di Nusa . Dua, Bali, Kamis (19/9/2024).

“Jadi kita juga melihat NTP petani khususnya tanaman pangan sangat bagus. Artinya pemerintah harusnya berada di tengah-tengah, petani bisa dapat harga bagus, konsumen juga bisa dapat murah. Mereka bisa dapat beras dengan harga murah tapi dengan kualitas yang baik,” imbuhnya

Rachmik juga mengatakan tingginya harga beras sebenarnya bisa diprediksi dengan menggunakan benih terbaik. Ia mengatakan benih yang berkualitas baik dapat menjadi pengungkit produktivitas petani, yang pada akhirnya dapat memberikan pendapatan yang lebih baik.

“Benihnya kalau bagus maka produktivitasnya meningkat, petani mendapat hasil penjualan yang lebih baik, lama kelamaan harganya bisa diturunkan. Selain itu, dengan menggunakan drone, hal ini bisa dilakukan melalui pupuk yang efektif dan biaya operasional yang bisa mencapai 30%. terselamatkan, kata Rahmi.

“Jadi ini bisa dilakukan untuk menekan biaya produksi. Semoga perbaikan yang dilakukan dan dilakukan bisa meningkatkan produktivitas petani,” tutupnya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours