Bantu Usaha Warga, Dosen UKI Olah Sekam Padi Jadi Paving Block

Estimated read time 4 min read

JAKARTA – Tim pembelajar Universitas Kristen Indonesia (UKI) yang tergabung dalam Tim Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat (PKM) UKI berhasil mengembangkan usaha mandiri di masyarakat Desa Srimahi, Kecamatan Tambun Utara, Kabupaten Bekasi.

PKM tim kajian UKI kali ini dilakukan dengan membuat sekam padi sebagai bahan campuran beton paving block dan batu bata dari limbah sekam padi, dari hasil tersebut terciptalah bahan campuran pembuatan paving block dan batu bata.

Kegiatan PkM ini terselenggara berkat dana hibah Program Pengabdian Kepada Masyarakat Tahun 2024 Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemdikbudristek).

Dosen yang tergabung dalam tim ini bekerja sama dengan Margareta Maria Sudarvani dari Kurikulum Arsitektur dan Formas Juitan Lase dari Program Ilmu Komunikasi yang diketuai oleh Sudarno P. Tampubolon dari Kurikulum Teknik Sipil Inggris. program studi.

Baca Juga: Kegiatan Pengabdian Masyarakat di Universitas Kristen Indonesia

Menurut Sudarno, dengan dibuatnya mesin ini, Desa Srimahi bisa mengurangi limbah sekam padi sekaligus mengolahnya menjadi produk yang memiliki nilai jual lebih tinggi.

“Ide pertama muncul ketika saya mengunjungi Desa Srimakhi dan menemukan di beberapa penggilingan padi terdapat tumpukan sekam padi yang hanya dikumpulkan, dijual sebagai bahan kompos tambahan dan dibakar, sehingga fungsi limbah sekam padi tidak dimanfaatkan secara maksimal,” ujarnya, Kamis (19/9/2024).

Padahal, menurut Sudarno, sekam padi mempunyai potensi manfaat yang sangat besar, namun belum dimanfaatkan secara optimal.

“Harga jualnya sangat murah, yakni Rp2.000 hingga Rp5.000 per karung. Hal ini menunjukkan betapa rendahnya nilai ekonomi limbah sekam padi,” lanjutnya.

Melalui penelitian lebih lanjut, Sudarno dan tim PKM menemukan bahwa abu sekam padi yang dibakar dapat digunakan sebagai bahan campuran dalam produksi paving block dan batu bata.

Penemuan ini mendorong mereka untuk menciptakan alat pembakar khusus yang mengubah sekam padi menjadi abu sekam padi berkualitas tinggi. Dengan memasukkan abu sekam padi ke dalam desain paving block dan batu bata, tim PKM mampu menciptakan produk bangunan yang bernilai komersial tinggi.

Produknya tidak hanya ramah lingkungan, tapi bisa digunakan untuk segala keperluan, mulai dari lahan parkir hingga bangunan rumah dengan kualitas beton B dan C (12,5-20 MPa), yang hasilnya bisa diprediksi, namun nantinya bisa ditingkatkan. Beton Mutu A.

Selain kerjasama lintas kurikuler, tim PKM juga melakukan kerjasama dengan bisnis Raja Block milik Zaracon Group yang memproduksi paving block dan batu bata.

Mitra akan memberikan dukungan tambahan dalam pelaksanaan kegiatan PkM mulai dari proses sosialisasi hingga pencetakan paving block dan batu bata langsung di lokasi usaha Zaracon Group Raja Block.

Kedepannya kami berharap alat ini dapat digunakan untuk keberlangsungan proses pengembangan usaha dengan memanfaatkan limbah sekam padi dalam produksi paving block dan batu bata untuk para mitra. Kemitraan ini juga akan memperkuat kapasitas inovasi dan keberlanjutan di sektor ini.

Di balik kesuksesan mobil ini ada beberapa mahasiswa Inggris yang tergabung dalam tim, antara lain Benny Tri Nataldo, Charlie David Hutagalung, dan Desma Sari.

Keikutsertaan ketiga mahasiswa tersebut membuktikan bahwa mahasiswa juga dapat berkontribusi dalam pertukaran ide dan pemikiran untuk memecahkan permasalahan di industri.

Sudarno Tampubolon menambahkan, ada beberapa tantangan menarik yang ditemui timnya saat membuat alat sekam padi tersebut. “Proses pembuatan alat ini tidak semudah yang dibayangkan,” kata Sudarno.

Menurut Sudarno, tantangan lain yang dihadapi tim adalah mengoptimalkan waktu proses pembakaran yang berlangsung antara 6 hingga 8 jam. “Peningkatan kualitas peralatan di masa depan pasti membutuhkan biaya dan listrik yang besar,” tambah Sudarno.

Tantangan lain yang dihadapi tim PKM adalah kesulitan finansial akibat tertundanya pendanaan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemdikbud Ristek). Situasi sulit tersebut mengharuskan tim menggunakan dana cadangan untuk melanjutkan proyek.

Meski menghadapi berbagai tantangan, tim PKM tetap optimis. “Kami akan terus berupaya mencapai tujuan ini,” katanya.

Tim PKM melalui proses seleksi yang ketat untuk menerima dana hibah ini. Melalui kerja keras, mereka bisa mendapatkan pendanaan dan semuanya berjalan dengan baik, namun bukan berarti prosesnya mulus, mereka menghadapi sejumlah tantangan./ MG/Bramcov Stevens Situmeang

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours