Banyak Anak-anak Cuci Darah di RSCM, Kenali 6 Penyebabnya

Estimated read time 3 min read

JAKARTA – Viral di media sosial sebuah video memperlihatkan anak-anak menjalani cuci darah atau hemodialisis di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta. Kondisi tersebut menjadi perbincangan usai video tersebut dibagikan oleh akun X @kegblgnunfaedah.

Terkait banyaknya anak yang menjalani cuci darah, Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Dr. Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K) mengatakan bahwa anak remaja usia 12-18 tahun berisiko mengalami kerusakan ginjal berdasarkan penelitian yang dilakukan IDAI.

“Satu dari lima remaja itu diperiksa urinenya, ternyata ada hematuria dan proteinuria. Jadi ada darah dan protein di urine. Ini salah satu indikator awal kerusakan ginjal. Ini menunjukkan kita sangat waspada. gaya hidup anak-anak kita yang berusia 12-18 tahun,” kata Dr Pimprim.

Penyebab anak mengalami kerusakan ginjal dan hemodialisis disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah gaya hidup yang tidak sehat. Berikut alasan anak menjalani cuci darah seperti dilansir Mayo Clinic, Jumat (26/7/2024).

Banyak Anak Jalani Cuci Darah di RSCM, Kenali 6 Alasannya

1. Gagal ginjal saya

Gagal ginjal akut terjadi ketika ginjal tiba-tiba berhenti bekerja. Penyebab utamanya antara lain:

– Infeksi serius (sepsis): Infeksi yang menyebar ke seluruh tubuh dan menyebabkan kerusakan pada ginjal.

– Dehidrasi berat: Kekurangan cairan sehingga mengganggu aliran darah ke ginjal.

– Keracunan: Paparan zat beracun, obat-obatan tertentu atau gigitan hewan beracun.

– Cedera atau trauma: Kerusakan fisik yang mempengaruhi fungsi ginjal.

Gejala:

– Jumlah urin berkurang

– Pembengkakan di badan

– Mual dan muntah

– Kelelahan yang luar biasa

2. Gagal ginjal kronik

Gagal ginjal kronis adalah suatu kondisi dimana fungsi ginjal menurun secara bertahap. Alasannya mungkin termasuk:

– Kelainan genetik : Penyakit ginjal polikistik, sindrom Alport.

– Kelainan lahir : Kelainan struktur pada ginjal atau saluran kemih.

– Infeksi kronis: Infeksi berulang yang merusak ginjal.

– Gangguan metabolisme : diabetes tipe 1 yang tidak terkontrol, hipertensi.

Gejala:

– Nafsu makan menurun

– Kelelahan terus menerus

– Pertumbuhan terhambat

– Hipertensi

3. Glomerulonefritis

Glomerulonefritis adalah peradangan pada glomeruli, unit penyaring kecil di ginjal. Alasannya mungkin termasuk:

– Infeksi streptokokus: Infeksi tenggorokan atau kulit yang tidak diobati dengan baik.

– Penyakit autoimun: Lupus, sindrom Goodpasture.

– Infeksi virus: Seperti hepatitis.

Gejala:

– Urine berwarna coklat atau merah

– Hipertensi

– Bengkak pada wajah, tangan dan kaki

– Penurunan produksi urin

4. Sindrom nefrotik

Sindrom nefrotik adalah suatu kondisi di mana ginjal mengeluarkan terlalu banyak protein melalui urin. Penyebabnya antara lain:

– Penyakit perubahan minimal: Bentuk paling umum dari sindrom nefrotik pada anak-anak.

– Glomerulosklerosis segmental fokal: Kerusakan pada bagian tertentu dari glomeruli.

– Amiloidosis: Penumpukan protein abnormal di ginjal.

Gejala:

– Bengkak (edema) di sekitar mata, kaki dan perut.

– Urin berbusa.

– Pertambahan berat badan karena retensi cairan.

– Kelelahan.

5. Penyakit ginjal polikistik

Penyakit ginjal polikistik merupakan suatu kondisi genetik yang menyebabkan terbentuknya kista pada ginjal. Penyebabnya antara lain:

– Mutasi genetik: penyakit ginjal polikistik autosomal dominan (ADPKD) atau penyakit ginjal polikistik autosomal resesif (ARPKD).

Gejala:

– Sakit perut atau punggung

– Darah dalam urin

– Hipertensi

– Infeksi saluran kemih berulang

6. Lupus nefritis

Nefritis lupus adalah peradangan pada ginjal akibat penyakit autoimun lupus. Penyebabnya antara lain:

– Sistem kekebalan: Tubuh menyerang jaringan ginjalnya sendiri.

Gejala:

– Urin berbusa atau berdarah

– Bengkak pada kaki dan pergelangan kaki.

– Hipertensi

– Kelelahan

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours