Bapanas dorong ekosistem pangan nasional yang mandiri dan berdaulat

Estimated read time 3 min read

Jakarta (ANTARA) – Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengajak seluruh pemangku kepentingan terkait untuk bersama-sama memperkuat sinergi ekosistem pangan nasional yang mandiri, berdaulat, dan berintegritas utuh.

“Tentunya kita harus bersama-sama mewujudkan ketahanan pangan yang berbasis pada kemandirian pangan dan swasembada pangan dengan penuh integritas untuk mewujudkan impian Indonesia Emas 2045,” kata Arief dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu.

Menurut Arief, mewujudkan ketahanan pangan nasional yang mandiri dan berdaulat dilandasi oleh ekosistem pangan yang berkelanjutan.

Hal ini, lanjut Arief, dimaksudkan untuk mendukung perlindungan petani, peternak, dan nelayan guna meningkatkan daya saing serta menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan.

“Selain menjamin pemerataan infrastruktur dan pemenuhannya,” kata Arief Arief pada seminar Revolusi Pangan “Membangun Sistem Integrasi Horisontal Industri Pangan Tanah Air” di Indo Livestock Expo dan Forum yang diselenggarakan oleh Akademi Indonesia. Ilmu Pengetahuan (AIPI) bersama Institut Pertanian Bogor (IPB) di JCC Senayan.

Ia mengatakan melalui ekosistem ramah lingkungan, jejak karbon hilir pangan dapat dikurangi secara bertahap.

Untuk itu, Arief mengajak seluruh pelaku industri pangan untuk bahu membahu mengintegrasikan ekosistem pangan nasional secara horizontal demi kepentingan kebaikan bersama, sehingga dapat membawa manfaat sebesar-besarnya dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045 dengan tetap menghormati alam dan kelestarian lingkungan.

Kebijakan pangan tersebut sejalan dengan visi Presiden Joko Widodo untuk menjaga harga wajar di tingkat produsen, pedagang, dan konsumen, antara lain melalui penetapan Harga Pembelian Negara (HPP), Harga Eceran Tertinggi (HET) dan Harga Acuan Pembelian dan Penjualan. (HAP). sehingga nilai nilai tukar tetanik (NTP) dapat terus terjaga di atas 100.

Selain itu, upaya terus dilakukan di berbagai wilayah bersama pemerintah daerah untuk memperkuat infrastruktur berbasis rantai dingin seperti cold storage, kontainer berpendingin, pengering pompa panas, dan freezer udara untuk mendorong perpanjangan umur simpan produk dan distribusi yang seragam di seluruh wilayah.

Upaya tersebut bertujuan untuk menjaga stabilitas pasokan yang berdampak pada stabilnya harga pangan baik di tingkat produsen maupun konsumen.

“Jadi kalau semua harga hasil panen turun, kami akan membeli dan menyimpannya dengan harga bagus di bawah HAP. Dua bulan lagi harga akan naik lagi dan kita bisa mencegah kenaikan harga ayam, cabai, dan bawang,” kata Arief. .

Sementara itu, Pengelolaan Cadangan Pangan Negara (CPP) yang diamanatkan Perpres 125 Tahun 2022 dioptimalkan untuk melakukan berbagai intervensi, antara lain upaya stabilisasi persediaan dan harga pangan, bantuan bencana, dan penyaluran bantuan pangan kepada masyarakat rentan. mengurangi kemiskinan.

Bantuan pangan berupa telur ayam ras, ayam ras, dan susu disalurkan kepada masyarakat untuk menurunkan prevalensi stunting, termasuk mendukung program pemberian makanan bergizi di sekolah.

“Di sisi lain, penyusunan neraca pangan dan penguatan data pangan berfungsi untuk memitigasi fluktuasi pasokan pangan dan harga pangan,” jelas Arief.

Ia juga meminta para pemimpin daerah memahami peran Cadangan Pangan Pemerintah Daerah (CPPD) dan upaya pengendalian inflasi komponen volatil food yang disebabkan oleh pangan.

Arief juga menggalakkan sinergi ABGCM (Science, Business, Government, Community dan Media) sebagai kunci integrasi untuk mencapai kesejahteraan bersama.

Menurutnya, untuk mencapai ketahanan pangan berkelanjutan diperlukan integritas menyeluruh yang diikuti dengan upaya menjaga alam dan lingkungan.

“Karena kita berurusan dengan makhluk hidup, dengan makanan, dengan beternak hewan, dan juga dengan makhluk hidup, maka cara kita memperlakukan makanan yang kita miliki saat ini harus masuk akal,” kata Arief.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours