Bapanas: Intervensi pengendalian pangan di timur Indonesia prioritas

Estimated read time 2 min read

Bapanas (ANTARA) – Badan Pangan Nasional (Bapanas) menyatakan intervensi pengendalian pangan di wilayah ujung timur Indonesia menjadi prioritas untuk mengentaskan kemiskinan ekstrem.

Badan Pangan Nasional berkomitmen mendukung pengentasan kemiskinan ekstrem di Indonesia. Dalam upaya tersebut, NFA memprioritaskan intervensi pengendalian pangan di wilayah timur Indonesia, kata Direktur Pengawasan Keamanan Pangan Bapanas Sri Nuyanti dalam keterangannya. . . di Jakarta, Selasa.

Nuyanti mengaku sadar wilayah timur Indonesia mempunyai tantangan tersendiri terkait aksesibilitas pangan yang cukup dan berkualitas.

Oleh karena itu Bapanas lebih mengutamakan intervensi untuk mengendalikan kerawanan pangan di daerah tersebut, apalagi tingkat kemiskinan ekstrem di Provinsi Papua cukup tinggi, kata Nuryanti.

Dijelaskan, bantuan intervensi pengendalian kerawanan pangan merupakan bentuk bantuan yang disalurkan pemerintah melalui Badan Pangan Nasional.

Pemerintah, lanjut Nurhayati, melalui penugasan Badan Pangan Nasional ke Bulog, menyalurkan bantuan pangan (Banpang) beras sebanyak 10 kg kepada KPM. Namun, dia tidak menyebutkan secara rinci berapa besaran bantuan yang disalurkan.

“Intervensi pengendalian kerawanan pangan berupa paket bantuan makanan pendamping ASI, kita terima beras 10 kg, kemudian kita berikan paket intervensi pengendalian kerawanan pangan berupa kornet, sarden, bihun gandum, kacang hijau, minyak goreng dan garam beryodium,” jelas Nuryanti.

Ia mengatakan, intervensi pengendalian kerawanan pangan merupakan salah satu upaya percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem hingga 0 persen pada tahun 2024 sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo yang tertuang dalam Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 4 Tahun 2022 tentang Perda. Mempercepat Pengentasan Kemiskinan Ekstrem.

Melalui Inpres ini, gubernur dan bupati/walikota mempunyai tugas langsung untuk mengkoordinasikan dan memimpin upaya percepatan pengentasan kemiskinan ekstrem di wilayahnya.

Katanya, berdasarkan data Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), kemiskinan ekstrem di Indonesia hingga Maret 2023 tercatat sebesar 1,12 persen. Angka tersebut mengalami penurunan sebesar 0,92 poin persentase dibandingkan data Maret 2022.

Papua merupakan provinsi dengan angka kemiskinan ekstrem tertinggi di Indonesia yakni 7,67 persen, ujarnya.

Nuryanti menegaskan, sebagai daerah yang kaya sumber pangan, membangun ketahanan pangan di Papua harus berbasis pangan lokal.

“Kan kiri jalan ini penuh dengan hutan sagu, setiap rumah dipagari sebelah utara. Ini potensi yang besar untuk dimanfaatkan secara maksimal.” Oleh karena itu, selaku Kepala Badan Pangan Nasional, Bapak Arief Prasetyo. Adi selalu mengatakan, kita harus bersama-sama terus mendukung pendidikan dan membantu model pangan berbasis sumber pangan lokal,” ujarnya.

Ia berharap pemerintah daerah dapat bekerjasama dengan universitas untuk mendidik masyarakat yang rentan rawan pangan dan mendampingi program kerja nyata universitas sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat.

“Jangan lupa ajak para ulama Papua untuk membangun tanah Cenderawasih dengan ilmu yang didapat,” kata Nuyanti.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours