Bapanas komitmen tingkatkan kesejahteraan petani dan peternak

Estimated read time 3 min read

Bapanas (ANTARA) – Arief Prasetyo Adi dari Badan Pangan Nasional (Bapanas) menegaskan pihaknya berkomitmen untuk terus meningkatkan kesejahteraan petani dan peternak dalam fungsinya sebagai penstabil pangan baik di hulu maupun hilir.

“Presiden Joko Widodo telah menginstruksikan kita untuk memastikan harga sembako selalu baik dan wajar, mulai dari petani, peternak hingga masyarakat. Hal ini yang terus diupayakan Badan Pangan Nasional, termasuk mensejahterakan petani dan peternak,” Arief kata di Jakarta, Selasa.

Arief mengatakan, dalam menjalankan perannya sebagai penstabil pangan, Bapanas selalu memperhatikan keseimbangan antara sektor hulu dan hilir.

Dijelaskannya, secara positif, produsen seperti petani dan peternak merupakan kepentingan yang tetap menopang aspek dasar acuan harga dan keberlangsungan kegiatan produksi. Namun di sektor hilir, harga yang baik dan wajar bagi konsumen juga perlu ditetapkan.

Menurutnya, jika petani dan peternak semakin sejahtera maka semangat produksi pangan akan semakin meningkat. Ketahanan pangan nasional yang didukung oleh produksi dalam negeri juga dapat terwujud.

Sebab, kita ingin pangan Indonesia tetap mengedepankan hasil kerjanya, sehingga kepentingan petani dan peternak selalu menjadi fokus Badan Pangan Nasional, jelas Arief.

Menurut dia, indikator kesejahteraan petani dan penggembala dapat dilihat dari Nilai Tukar Petani (NTP), khususnya pada subsektor tanaman pangan atau Nilai Tukar Petani Tanaman Pangan (NTPP) dan Tanaman Pangan. subsektor. -sektor peternakan atau nilai tukar peternakan (NTPT).

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), NTPP tertinggi dalam 18 bulan terakhir tercatat pada Februari 2024 sebesar 120,30 poin.

Terakhir pada bulan Juni 2024, kondisi petani tanaman pangan khususnya kelompok padi mengalami peningkatan signifikan sebesar 2,37 poin. Hal ini mengacu pada indeks harga yang diterima petani sawah sebesar 130,74 dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 127,71.

Arief mengatakan, melalui Bapanas, pemerintah resmi menetapkan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) gabah dan beras pada awal Juni melalui Peraturan Badan Pangan Nasional (Perbadan) 4 Tahun 2024, Perum 6 Tahun 2023 tentang Perubahan Harga Pembelian Pemerintah. dan Harga gabah dan sebagian beras.

Dengan HPP ini, harga di petani bisa terjaga dan BPS menyebutkan pada Juni 2024, harga rata-rata Gandum Kering Panen (GKP) dengan kadar air 19,68 persen di tingkat petani adalah Rp 6.171 per kilogram (kg).

“Rekan-rekan peternak ayam kita tidak bisa memberikan kemudahan. “Saat pakan jagung berfluktuasi karena terbatasnya produksi, kami meluncurkan program SPHP pakan jagung bersama Perum Bulog untuk mendukung keberlanjutan peternak ayam,” jelas Arief.

Menurutnya, hal ini penting karena selain jagung, nutrisi juga sangat penting bagi mereka, selain menjaga kestabilan telur dan daging ayam yang bisa rusak jika ayamnya diganti.

Selain itu, penyaluran Program Stabilisasi Persediaan dan Harga Pangan (SPHP) hingga April 2024 telah mencapai 303 ribu ton jagung pangan. Wilayah peternakan unggas yang menerima manfaat program ini tersebar di 18 wilayah.

Bapanas juga mendukung mobilisasi jagung dari peternak di Nusa Tenggara Barat ke peternak ayam, yang dilakukan secara Business to Business (B2B).

Skema B2B ini dibuat bersama Bulog bekerja sama dengan kelompok peternak ayam di Blitar, Jawa Timur. Selama Mei hingga Juni realisasinya sebanyak 1.898 ton dengan rincian jagung di Bima 1.505,2 ton dan di Dompu 392,7 ton.

Dengan berbagai dukungan tersebut, lanjut Arief, indeks NTPT terus bertahan di atas 100 poin sejak Maret 2023. Indeks tertinggi terjadi pada Juni 2024 yakni sebesar 104,81. NTPT berasal dari kelompok peternak unggas, ternak besar, ternak kecil dan hasil peternakan.

Apalagi jika dilihat dari indeks peternak ayam, jika dilihat dari indeks harga yang diterima, masih berada pada level yang cukup baik. Pada Juni 2024, menurut BPS, indeks berada pada angka 122,61. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan awal tahun 2024 yang sebesar 115,68.

Sedangkan indeks harga tertinggi yang diterima peternak ayam tercatat pada April 2024 sebesar 124,88 poin. Capaian ini merupakan yang tertinggi dalam 18 bulan terakhir, kata Arief.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours