Bapanas perkuat peran lintas sektor pada produksi jagung pakan lokal

Estimated read time 3 min read

JAKARTA (ANTARA) – Badan Pangan Nasional (BAPANAS) memperkuat peran dan komunikasi antar sektor, khususnya antara produsen jagung dan peternak unggas, dalam membangun produksi jagung lokal yang berkelanjutan untuk pakan ternak.

Kepala Bapanas Arief Prasetio Adi mengatakan, pihaknya membangun komunikasi untuk memenuhi kebutuhan pangan guna menjalin hubungan baik sehingga petani jagung dan peternak unggas dapat bersinergi dengan perusahaan pangan pelat merah.

“Kami membangun ekosistem pangan khususnya bagi peternak telur di Blitar dan petani jagung di Bima dan Dompu. Harus sukses,” kata Arief dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.

Menurut Arief, pemerintah konsisten menjaga kelestarian dan penguatan ekosistem burung nasional.

Dengan mengoptimalkan kerja sama antardaerah dan melakukan mobilisasi untuk memenuhi kebutuhan daerah defisit, dengan mempertemukan daerah surplus, kita dapat menjaga keberlangsungan usaha perunggasan.

“Badan Pangan Nasional berperan dalam melaksanakan rekomendasi efektif tersebut,” ujarnya.

Arief juga mengikuti kegiatan Petik Jagung dari Bima dan Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB) oleh Layer Mandiri Blitar Kediri Tulungagung Ngalam Trenggalek (BKT NT) Rumah Masyarakat Petani Petelur Gudang Perum Bulog Bence, Blitar, pada Kamis (4/ 7).

“Kita semua bangga karena kita mampu membangun ini melalui sinergi kerja sama, apa yang tadinya mustahil, kini menjadi mungkin. Keren banget B2B (business to business) yang dilakukan teman-teman petani di Blitar, Kediri, Tulungagung, Malang dan Trenggalek dengan teman-teman petani di Bima dan Dompu,” ujarnya.

Dia menjelaskan, mobilisasi jagung yang dilakukan petani asal Bima dan Dompu, NTB, dilakukan tanpa imbauan APBN.

Pada Mei hingga Juni, realisasi skema ini mencapai 1.898 ton, fokus dari Bima 1.505,2 ton dan Dompu 392,7 ton. Targetnya mencapai 5 ribu ton.

Bapanas, lanjut Arief, berperan sebagai penghubung komunikasi dan skema B2B dilaksanakan bersama Bulog.

“Hal inilah yang harus dilakukan oleh seluruh pemerintah daerah dalam bentuk kerja sama antar daerah untuk menjaga kebutuhan para peternak yang mewakili daerahnya, khususnya pasokan pakan unggas,” kata Arief.

Arief juga menjelaskan struktur biaya kulit jagung kering yang dihitung Bapanas. Hal ini menjadi tantangan bagi petani jagung agar lebih semangat berproduksi.

Selain itu, jagung juga termasuk dalam harga komoditas telur ayam ras dan daging ayam ras.

Benar, kemarin harga jagung awalnya 4200 GEL per kilogram, tadinya 3150 GEL, jadi petani tidak khawatir. Teman-teman Balai “Produksi jagung semangat tanamnya,” jelasnya.

Berdasarkan Peraturan Badan Pangan Nasional (Perbadan) Nomor 6 Tahun 2024, lanjut Arief, ditetapkan harga acuan beli di tingkat produsen dan harga jual acuan di tingkat konsumen untuk jagung, telur ayam segar, dan daging ayam segar.

Adapun aturan yang dimaksud, jagung jagung dengan kadar air (KA) 15 persen harganya Rp5.000 per kg, KA 20 persen Rp4.725 per kg, KA 25 persen Rp4.450 per kg, dan KA 30 persen. 4200 rubel per kg. Kemudian untuk jagung pipilan kering di tingkat konsumen/peternak KA 15% dengan harga Rp 5.800 per kg.

Menurut Arief, kehadiran BKT NT dan Bulog di sentra produksi jagung dapat menciptakan ekosistem yang ideal.

“Presiden Jokowi meminta harga yang adil dan baik di tingkat peternak, peternakan, dan konsumen. Ini yang harus kita capai bersama. Indonesia memiliki sekitar 270 juta konsumen, sehingga peternak dan peternak unggas bisa bersama-sama mendukungnya.” ujar Arief.

Arief menambahkan, Bulog dan BKT NT juga menandatangani perjanjian kerja sama. Dimana kedepannya peternak akan menggunakan harga pra jual sebesar Rp 4.900/kg jika dibeli dalam waktu satu bulan dan Rp 5.000/kg jika dibeli dalam waktu dua bulan.

Rincian mutu jagung meliputi kadar air maksimal 17%, biji hancur maksimal 2%, biji pecah maksimal 2%, biji rusak maksimal 3%, benda asing maksimal 2% dan aflatoksin. Maksimum 100 bagian per miliar (ppb).

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours