Bapanas sebut realisasi beras impor Januari-Mei capai 2,2 juta ton

Estimated read time 2 min read

Jakarta (ANTARA) – Plt Sekretaris Utama Badan Pangan Nasional (Bapanas) Sarwo Edhy mengatakan penjualan beras impor pada periode Januari hingga Mei 2024 mencapai 2,2 juta ton.

“Realisasi impor (beras) Januari-Mei (2024) mencapai 2,2 juta ton,” kata Sarwo di sela-sela Focus Group Discussion (FGD) “Membangun sistem kebijakan pupuk bersubsidi yang lebih adaptif dan efektif untuk menjaga ketahanan pangan nasional. .” “, yang berlangsung di Jakarta pada hari Rabu.

Sarwo mengatakan, rencana impor Juni hingga Desember 2024 masih berkisar 2,1 juta ton.

Meski demikian, Sarwo mengatakan penyerapan produksi dalam negeri menjadi faktor terpenting dalam menyediakan cadangan pangan nasional.

“Yang jelas impor ini akan disesuaikan dengan situasi produksi nasional. Artinya kalau nanti bisa dipenuhi dari produksi dalam negeri, maka kita tidak akan melakukan impor, tidak seperti itu,” kata Sarwo.

Sarwo menjelaskan, misi Bapanas adalah memastikan kebutuhan pangan lebih dari 270 juta masyarakat Indonesia terpenuhi.

Oleh karena itu, pihaknya telah menyiapkan neraca pangan nasional dengan melibatkan kementerian terkait yaitu Kementerian Pertanian, Kementerian Koordinator Perekonomian, Bappenas, Badan Pusat Statistik dan otoritas terkait lainnya.

Ia mengungkapkan, hasil kompilasi neraca pangan khususnya beras menunjukkan stok awal sebanyak 4,1 juta ton dan perkiraan produksi nasional sebanyak 31,5 juta ton.

“31,5 juta ton itu perkiraan produksi nasional, dengan asumsi tidak terkena dampak banjir, kekeringan, serta hama dan penyakit,” jelasnya.

Sarwo mengatakan total ketersediaan beras diperkirakan sekitar 39,8 juta ton pada Desember 2024.

Ia mengatakan, jumlah tersebut bisa dicapai jika impor mencapai sekitar 4,3 juta ton, dengan volume awal beras sebesar 4,1 juta ton dan perkiraan produksi dalam negeri sebesar 31,5 juta ton.

Sedangkan kebutuhan beras penduduk Indonesia dalam setahun sekitar 31,2 juta ton, sedangkan kebutuhan bulanan sekitar 2,6 juta ton.

Oleh karena itu, Sarwo berharap distribusi pupuk bersubsidi dan ketersediaan pupuk nonsubsidi terus tersedia untuk meningkatkan produktivitas pertanian nasional.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours