Bappebti : Kalbar miliki potensi besar dalam industri CPO Nasional

Estimated read time 4 min read

Pontianak (ANTARA) – Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) menilai Provinsi Kalimantan Barat mempunyai potensi besar dalam industri CPO dan kelapa sawit nasional sehingga terpilih menjadi tuan rumah Kegiatan Pertukaran Literasi CPO yang keempat di Indonesia.

“Data Pemprov Kalbar, saat ini terdapat 3,4 juta hektare perkebunan kelapa sawit yang sudah memiliki Izin Usaha Perkebunan (IUP),” kata Wakil Direktur Bappeti Kasan usai pembukaan letter of exchange bisnis CPO Indonesia yang keempat di Pontianak, pada hari Kamis.

Badan Pusat Statistik juga menyebutkan bahwa provinsi Kalimantan Barat menempati urutan kedua sebagai provinsi dengan luas perkebunan kelapa sawit terluas di Indonesia, dengan luas lahan mencapai 14,9 juta hektar pada tahun 2022.

Kasan mengatakan, untuk mencapai visi Indonesia Emas 2045, pemerintah berkomitmen menjadikan Indonesia sebagai negara maju dan masuk dalam lima besar kekuatan ekonomi dunia.

Langkah penting menuju tujuan tersebut adalah dengan mengembangkan sektor perdagangan secara berkelanjutan sehingga dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian.

Meski pertumbuhan ekonomi global diperkirakan stagnan pada tahun 2024 akibat pengetatan kebijakan moneter dan ketegangan geopolitik, Indonesia berhasil mencatat surplus perdagangan selama 49 bulan berturut-turut.

“Pada Mei 2024, surplus perdagangan tercatat sebesar $2,93 miliar, meningkat 7,7 persen dibandingkan April 2024 sebesar $2,72 miliar. Keberhasilan ini merupakan hasil kerjasama berbagai pihak dan rahmat Allah SWT,” ujarnya. .

Ekspor migas, khususnya dari sektor pertanian dan perkebunan, menjadi salah satu penopang utama surplus perdagangan. Pada bulan Mei 2024, ekspor non-migas akan mencapai $4,26 miliar, dengan minyak sawit (CPO) memainkan peran penting.

Dalam pengelolaan CPO, Bappebti mendirikan Bursa CPO Indonesia yang diluncurkan pada 13 Oktober 2023. Melalui perdagangan di bursa ini, kami berharap dapat tercipta harga CPO yang transparan dan adil sehingga dapat menjadi tolak ukur pembelian di tingkat domestik maupun internasional.

“Sejak diluncurkan 8 bulan lalu, bursa CPO Indonesia telah mencatatkan perdagangan sebanyak 17.356 lot atau 86.780 ton pada periode Januari hingga Juni 2024. Namun perdagangan fisik masih perlu dioptimalkan,” kata Kasan.

Dalam upaya lebih lanjut untuk meningkatkan likuiditas dan kepercayaan pasar, Mendag mengimbau para pengusaha CPO khususnya di Kalimantan Barat untuk mulai berdagang di Bursa Efek Indonesia CPO. Penggunaan harga dari Bursa Malaysia atau Rotterdam diharapkan dapat dikurangi.

Selain itu, bursa diharapkan dapat beroperasi secara independen, andal, dan andal baik di pasar nasional maupun global, didukung oleh data dan informasi yang valid dan terkini. Bappebti juga akan terus memperkuat pengawasan dan regulasi, serta mengoptimalkan kerja Komisi Penukaran CPO.

Dalam perkembangan terakhir, peraturan Harga Patokan Ekspor CPO (HR CPO) Menteri Perdagangan menggunakan harga di bursa CPO Indonesia sebagai pembobotan utama. Diharapkan kedepannya keputusan HR-CPO sepenuhnya diambil oleh bursa CPO Indonesia dan bukan oleh Bursa Malaysia atau Rotterdam.

Harga CPO yang ditetapkan di bursa Indonesia juga diharapkan dapat menjadi patokan penetapan harga produk hulu seperti tandan buah segar (TBS) dan harga patokan produk hilir seperti biodiesel. Kementerian Pertanian dan Kementerian ESDM diharapkan terus mendorong penggunaan harga dari Bursa CPO Indonesia dalam kebijakan penetapan harga terkait.

Di tempat yang sama, Direktur ICDX Fajar Wibhiyadi mengatakan, kegiatan literasi ini sejalan dengan program sosialisasi yang terus dilakukan ICDX mengenai penyelenggaraan CPO Exchange di Indonesia.

“CPO exchange masih menjadi hal yang baru dalam ekosistem perdagangan CPO di Indonesia. Misi kami sebagai exchange adalah untuk memberikan edukasi kepada para pemangku kepentingan CPO di seluruh Indonesia. Kami berharap melalui pendekatan ini, para pelaku industri kelapa sawit di Pontianak dapat memahami manfaat dari CPO exchange. berdagang dengan perdagangan CPO melalui bursa, kata Fajar Wibhiyadi.

Ia menambahkan, untuk bisa berdagang, pelaku industri harus mendaftarkan perusahaannya menjadi anggota bursa. Data terakhir menunjukkan ada 50 perusahaan kelapa sawit yang menjadi anggota Bursa CPO ICDX.

Kehadiran bursa CPO diharapkan dapat menciptakan pasar CPO yang transparan, adil, efisien dan teratur sehingga menghasilkan penemuan harga yang bertanggung jawab dan dapat diandalkan.

Harga acuan ini dapat dijadikan sebagai target harga ekspor (HPE) CPO Indonesia untuk menetapkan bea keluar (BK) dan bea keluar (PE), acuan harga tandan buah segar (TBS) bagi petani kelapa sawit, serta serta harga acuan insentif biodiesel,” ujarnya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours