Bappeda: Perekonomian Lampung ditargetkan tumbuh lebih baik

Estimated read time 5 min read

Bandarlampung (ANTARA) – Perekonomian Lampung yang masih didominasi oleh pertanian perlu diperkuat dengan menarik investasi baru dan mendorong pengembangan industri untuk mencapai target pertumbuhan 2024/2025 yang lebih baik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Lampung Elvira Umihanni di Bandarlampung, Rabu, mengatakan, sinergi semua pihak dari berbagai sektor diperlukan untuk mendorong perkembangan perekonomian Lampung yang lebih baik, baik pemerintah daerah, swasta, dan dunia usaha. Hal ini didukung oleh dunia, universitas dan bahkan media.

Elvira Umihanni, Kepala Badan Perencanaan Perekonomian Lampung bersama Ridwan Saifuddin mengatakan: “Bappeda Lampung mengajak semua pihak untuk bekerjasama dalam mengembangkan dan merancang berbagai program dan kemajuan, mencapai tujuan perekonomian dan pembangunan Lampung saat ini yang lebih baik untuk mempercepat masa depan.” Bappeda Lampung.

Elvira menyatakan, selain menentukan sasaran pencapaian indikator makroekonomi berdasarkan capaian tahun sebelumnya, perlu juga memasukkan indikator sosial dan infrastruktur, guna mencapai tujuan tersebut dengan mempertimbangkan berbagai faktor yang mempengaruhinya.

Dia menegaskan, selain melalui forum pembahasan rencana pembangunan berkelanjutan (musrenbang), perlu diselesaikan perumusan tujuan makroekonomi Lampung melalui berbagai forum yang mendukungnya.

Berkaitan dengan hal tersebut, Bappeda Lampung juga telah merancang serangkaian wawancara partisipatif (multiple actor) untuk menganalisis berbagai indikator pencapaian perekonomian Lampung, beserta hambatan dan permasalahan yang dihadapi dalam mencapai tujuan tersebut.

Selasa (6/11), Bappa Lampung mengundang Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung, perwakilan Bank Indonesia (BI) Lampung, tim dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Lampung (Unila), Kadinda Lampung, dan perwakilan media. Oleh ANTARA Lampung membahas tentang capaian indikator perekonomian Lampung tahun 2023, target tahun 2024, dan prakiraan tahun 2025.

Menurut Ridwan Saifuddin, forum diskusi dan dialog perkembangan ekonomi Lampung ini diharapkan terus digelar secara rutin. Diskusi ini dibuka oleh Kepala Bappeda Lampung Elvira Umihanni.

Ini membutuhkan investasi yang besar

Dalam diskusi awal, terlihat bahwa faktor kelembagaan tertentu dan kesiapan sumber daya manusia masih menjadi isu utama dalam menarik investasi baru ke sektor ini. Padahal Lampung membutuhkan investasi yang besar untuk mengembangkan daerah ini, mengingat anggaran pemerintah daerah dan pemerintah pusat.

Kesiapan birokrasi untuk menarik investor asing masih perlu ditingkatkan. Beberapa investor yang ingin masuk ke Lampung masih mengalami kendala, ada pula yang membatalkan investasinya karena kendala perizinan dan birokrasi.

Pakar ekonomi BI Lampung Perwakilan Fiskara Indawan mengatakan, pembangunan ekonomi tidak bisa dilakukan dengan serta-merta. Format kebijakan yang tepat dan infrastruktur yang baik diperlukan agar pertumbuhan ekonomi di kawasan dapat optimal.

Fiskara juga menyampaikan bahwa sektor pertanian masih dominan dalam struktur perekonomian Provinsi Lampung. Oleh karena itu, perlambatan laju pertumbuhan sektor pertanian dan tren penurunan produktivitas sektor primer berdampak pada penurunan kinerja sektor lainnya.

“Sektor pertanian merupakan motor penggerak pertumbuhan ekonomi Lampung. Ia juga mengatakan: “Jika sektor pertanian tidak tumbuh maka akan berdampak buruk pada sektor lain.”

Terkait sektor dunia usaha, Indawan kembali menegaskan, selain sektor pertanian, sektor industri, komersial, dan konstruksi menjadi penggerak utama perekonomian Lampung. Sektor konstruksi mempunyai prospek yang besar dengan bermunculannya hotel-hotel baru, seiring dengan meningkatnya persaingan usaha di bidang akomodasi hotel.

“Hal ini seiring dengan perkembangan industri pariwisata di Provinsi Lampung yang memerlukan dukungan hotel dan akomodasi lainnya, serta kebutuhannya yang semakin meningkat,” kata Indawan.

Ia juga mengatakan, industri pariwisata harus dioptimalkan untuk menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi di daerah.

Ia juga menekankan bahwa dalam jangka panjang, struktur perekonomian Lampung harus diperkuat mulai dari sektor industri melalui transformasi ekonomi, serta bagaimana mengatasi hambatan investasi yang saat ini sangat dirasakan oleh calon investor. Sekaligus memperkuat daya dukung infrastruktur daerah.

“Kemarin, perekonomian wilayah tersebut mengalami guncangan akibat pemadaman listrik selama satu hari. Kerusakan atau hilangnya nilai ekonomi akibat pemadaman listrik kemarin cukup besar. Bagaimana mungkin hal itu tidak terjadi lagi?” dia juga berkata

Guru Besar FEB Unila Arivina Ratih dalam diskusi yang sama mengatakan, pencapaian pertumbuhan ekonomi yang tinggi tidak bisa dicapai seperti biasa (business as Usual).

“Tahun ini kita harus menciptakan permintaan baru untuk mencapai pertumbuhan ekonomi, peran swasta sangat penting untuk mencapai pertumbuhan ekonomi kita,” kata Ratih.

Ratih juga menekankan, fenomena berkembangnya industri e-commerce berdampak pada pengecer di pasar tradisional.

“Pertumbuhan e-commerce merupakan tantangan baru bagi bisnis lokal. Mau tidak mau kita harus siap menerapkan teknologi digital dalam pembangunan perekonomian daerah. “Pemerintah bisa menciptakan kondisi yang menguntungkan bagi industri lokal untuk mengisi pasar e-commerce,” ujarnya lagi.

Asrian Hendi Caya dari Kadinda Lampung mengatakan, untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi Lampung, basis perekonomian tidak bisa hanya pada sektor pertanian saja, namun harus memperkuat sektor lain seperti industri pengolahan, dengan tetap mengandalkan produk pertanian dan makanan laut. Mengingat Provinsi Lampung sebagai koridor ekonomi Pulau Sumatera bertujuan untuk memperkuat industri berbasis sumber daya alam dan menjadi pusat pengembangan ekonomi hijau.

Gun Gun Nugraha, ahli statistik dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung, mengatakan masih banyak tantangan untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi Lampung, baik secara nasional maupun global.

Menurut Nugraha, strategi jangka pendek yang dapat diterapkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi antara lain: stimulus fiskal yang tepat, kebijakan moneter ekspansif, dukungan terhadap sektor UKM, mendorong konsumsi, meningkatkan investasi asing, mengatasi hambatan hukum, dan lain-lain.

“Pembahasan rencana pembangunan perekonomian yang diselenggarakan oleh Bappa Provinsi Lampung dengan partisipasi banyak aktor menjadi sarana pengambilan rekomendasi kebijakan untuk dilaksanakan dalam program dan kegiatan pembangunan khususnya di bidang perekonomian daerah.” kata Ridwan Saifuddin.

Pertumbuhan ekonomi riil Lampung pada tahun 2023 mencapai 4,55% dan diperkirakan akan meningkat kembali pada tahun 2025 hingga mencapai 4,9-5,3%. Tingkat pengangguran terbuka pada tahun 2023 sebesar 4,23%, diperkirakan akan turun menjadi 4,0-3,86% pada tahun 2025. Sementara itu, angka kemiskinan di Lampung akan sebesar 11,11% pada tahun 2023 dan diperkirakan akan turun menjadi 9,5-10% pada tahun 2025.

Saat itu, tingkat inflasi pada tahun 2023 sebesar 3,47%, diperkirakan akan turun menjadi sekitar 1,5-3,5% pada tahun 2025. Nilai Tukar Petani (NTP) Lampung mencapai 109,25 pada tahun 2023 dan 109-110 pada tahun 2025.

Pencapaian berbagai indikator makroekonomi Lampung tahun 2024 sedang ramai dibicarakan, termasuk penyesuaian perubahan APBD Lampung 2024 sehingga belum selesai.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours