Barat Siapkan Sanksi Baru, Blokade Kerja Sama China dengan Rusia

Estimated read time 2 min read

JAKARTA – Para pemimpin G7 akan bertemu di Italia dalam pertemuan puncak guna meningkatkan sanksi baru terhadap Rusia. Sanksi Barat menargetkan perusahaan Tiongkok yang membantu Rusia dan memblokir lembaga keuangan asing yang bekerja sama dengan entitas Rusia.

Sanksi ini juga menyasar infrastruktur keuangan Rusia dengan membatasi jumlah uang yang masuk dan keluar Rusia. Tak lama setelah sanksi diumumkan, Bursa Moskow mengumumkan akan menangguhkan transaksi dalam dolar dan euro.

“Kita harus sangat jujur ​​pada diri kita sendiri bahwa Putin adalah musuh yang sangat baik yang bersedia beradaptasi dan mencari mitra baru,” kata Direktur Kebijakan dan Penegakan Sanksi Ekonomi Departemen Luar Negeri AS, Aaron Forsberg, dan dikutip AP News, pada Kamis (13/6/2024).

Dia mengatakan sanksi terhadap Rusia bersifat dinamis. Meskipun sanksi tersebut tidak menghentikan aliran barang-barang terlarang, sanksi tersebut bertujuan untuk mempersulit Rusia memperoleh teknologi penting dan juga menaikkan harga barang-barang tersebut. Sanksi baru ini menargetkan perdagangan senilai lebih dari $100 juta dengan pemasok mesin perang.

Tujuh perusahaan di Tiongkok dan Hong Kong menjadi target baru pengiriman material senilai jutaan dolar ke Rusia termasuk barang-barang yang dapat digunakan dalam sistem persenjataan Rusia. Para pejabat AS mengatakan Tiongkok adalah pemasok utama komponen-komponen penting ke Rusia.

Amerika Serikat telah memberikan sanksi kepada perusahaan pertahanan milik Tiongkok yang menurut para pejabat mengirimkan peralatan militer untuk digunakan di sektor pertahanan Rusia.

“Langkah ini mengirimkan pesan bahwa Amerika Serikat bersedia memasuki wilayah yang lebih berbahaya dengan meningkatkan tekanan terhadap pemerintah Tiongkok,” kata ekonom senior Kyiv School of Economics, Benjamin Hilgenstock.

“Kepemimpinan Tiongkok tidak tertarik untuk menyukseskan sanksi ini,” kata pakar sanksi Janis Kluge.

Beijing, kata Kluge, enggan menghentikan perdagangan bernilai besar dan tidak ingin meningkatkan tekanan terhadap Putin.

Impor dari Tiongkok sangat penting bagi Rusia karena Beijing adalah produsen utama komponen-komponen penting, termasuk bagi perusahaan-perusahaan Barat. Perusahaan Tiongkok juga bertindak sebagai perantara dalam penjualan dan pengiriman komponen Barat ke Rusia.

“Meskipun teknologi Tiongkok telah ditemukan di medan perang di Ukraina, sebagian besar komponennya masih berasal dari negara-negara Barat termasuk komponen yang ditemukan pada drone berteknologi tinggi dan rudal balistik,” kata Hilgenstock.

Selain Tiongkok, AS juga menargetkan bisnis di Turki dan Uni Emirat Arab (UEA), yang menurut para pejabat mengirimkan barang-barang prioritas tinggi ke perusahaan-perusahaan Rusia termasuk perusahaan-perusahaan yang terkena sanksi.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours