Batik Lokal Bersaing dengan Batik Impor Cina 

Estimated read time 2 min read

dlbrw.com, JAKARTA – Industri tekstil dan pakaian jadi mempunyai peranan penting dalam perekonomian nasional. Kementerian Perekonomian (Kemnerin) mencatat industri tekstil dan sandang memberikan kontribusi sebesar 5,72 persen terhadap PDB industri nonmigas pada triwulan II tahun 2024.

Namun tak bisa dimungkiri, ekspor batik Tanah Air turun hingga 8,29 persen.​​​​​​​​​​​​​​​ Penyebab utamanya adalah banyaknya produk impor, terutama dari China, yang bersaing dengan produk legal dan ilegal.

Hal itu dibenarkan Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang. Ia mengatakan, baik produk legal maupun ilegal menghambat daya saing produk lokal termasuk produk batik.

“Jadi produk batik sama dengan tekstil lainnya. Yang kita hadapi itu produk legal dan ilegal,” kata Agus di Jakarta, Rabu (2/10/2024).

Dia berbicara tentang menjaga industri tekstil dan tekstil (TPT) tanah air. Oleh karena itu, menurutnya, perlu ada kebijakan yang berpihak pada industri dalam negeri, termasuk industri batik dalam negeri.

“Harus ada perlindungan. Seperti industri lainnya, harus ada regulasi terhadap industri dalam negeri kita, termasuk tekstil dan batik,” ujarnya.

Agus menambahkan, pola generasi muda Indonesia yang menggunakan batik dalam kesehariannya cukup menjanjikan bagi masa depan bisnis batik di pasar dalam negeri. Kementerian Perdagangan terus berupaya mengembangkan industri batik melalui berbagai program terkait. 

“Seperti acara Hari Batik Nasional tahun ini, kami bermitra dengan Yayasan Batik Indonesia untuk melaksanakan program Focus Group Discussion (FGD), menumbuhkan wirausaha baru, membantu promosi indeks geografis (GI), penunjang produksi dan peralatan. dikatakan.

Tahun ini Kemenperin juga fokus pada batik cap Gedog Tuban yang seluruhnya diproduksi di Tuban dan memiliki potensi bisnis lokal. Tahun lalu, Kementerian Perdagangan juga berkontribusi dalam indikasi geografis Batik Kamplongan Indramayu dan memilih Batik Kamplongan Indramayu sebagai subjek Pameran Gelar Batik Nasional (GBN) 2023. 

Alhamdulillah dampaknya penting bagi dunia usaha dan bisa menyadarkan pelanggan terhadap Batik Kamplongan Indramayu. Tentu kita berharap bisa berdampak pada Batik Tusi Gedog Tuban, ujarnya.

Pengusaha batik juga diharapkan segera beradaptasi dengan Industri 4.0. Pemanfaatan teknologi pada industri batik dapat menunjang pengelolaan dan operasionalnya sehingga lebih efisien dan efektif. 

 

 

 

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours