Beberapa perbedaan batuk berdasarkan sifat akutnya

Estimated read time 3 min read

Jakarta (ANTARA) – Dokter spesialis penyakit dalam dari St Elizabeth Bekasi, dr Patriotica Ismail menjelaskan, batuk yang diderita seseorang memiliki perbedaan yang terlihat dari sifatnya yang tajam.

Patriotica Ismail mengatakan, “Penyebab dan jenis batuk bisa bermacam-macam, namun yang perlu diwaspadai adalah jika Anda menderita batuk lebih dari dua minggu, termasuk batuk kronis, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter.” Sp.PD dalam keterangan resmi di Jakarta, Rabu.

Patriotica mengatakan, batuk merupakan refleks pernafasan yang membersihkan saluran pernafasan bagian atas, yang dapat disebabkan oleh kualitas udara yang buruk, iritasi asap rokok dan alergen yang terdapat pada udara yang dihirup, flu biasa, dan batuk kronis akibat penyakit paru-paru. Dan tertular virus pada musim pancaroba.

Kondisinya bisa dibedakan berdasarkan sifatnya, seperti batuk akut yang hanya berlangsung beberapa hari hingga dua minggu. Kondisi ini merupakan jenis batuk yang paling umum dan jenisnya terbagi menjadi batuk produktif atau berdahak dan batuk kering atau non produktif.

Kedua batuk ini sering kali muncul sebagai gejala awal penyakit lain, seperti flu atau iritasi saluran pernapasan akibat polusi udara, alergi terhadap zat tertentu, dan asap rokok. Kedua jenis batuk ini biasanya dapat dikendalikan dengan pengobatan sendiri dengan obat batuk yang dijual bebas atau obat batuk kering.

Kedua jenis tersebut harus diwaspadai, kata dia, jika hanya terjadi pada malam hari. Sebab bisa jadi itu merupakan gejala asam lambung yang naik hingga ke sistem pernapasan.

Lalu ada batuk psikis atau batuk kebiasaan, yaitu batuk yang tidak terjadi karena suatu penyakit fisik tetapi terjadi karena timbul rasa cemas dan panik pada pikiran dan tubuh.

Batuk ini terjadi ketika penderita menghadapi situasi yang membuatnya tegang, panik, dan tidak nyaman. Udara dingin, meski ada orang di dekatnya yang batuk, bisa menyebabkan batuk seperti ini.

“Batuk biasa pada umumnya tidak mengeluarkan dahak, dan tidak merespon pengobatan konvensional, namun tidak berbahaya. Batuknya akan membaik jika masalah psikologisnya teratasi,” ujarnya.

Oleh karena itu, ia mengingatkan masyarakat untuk tidak mengabaikan jenis batuk apa pun yang dialaminya dan segera berkonsultasi ke dokter. Apalagi jika batuknya parah dan disertai demam sehingga menyebabkan kesulitan bernapas, nyeri dada, sulit makan, penurunan berat badan, atau bahkan pendarahan.

“Penyebabnya bisa penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), batuk rejan, atau bahkan TBC. Jangan abaikan pengobatan gejala yang parah, apalagi jika batuknya sudah lebih dari dua minggu,” ujarnya.

PT Bintang Tudjo Dr. Elizabeth Angelina Tjandra menambahkan, pasien harus bijak dalam memilih obat untuk pengobatan sendiri.

Menurutnya, untuk meredakan batuk akut sebaiknya memperhatikan konsumsi obat batuk yang tersedia tanpa resep dan penggunaannya sesuai dosis anjuran pada kemasan.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours