Beda Serangan Jantung dan Henti Jantung, Mana yang Lebih Berbahaya?

Estimated read time 2 min read

dlbrw.com, JAKARTA — Istilah serangan jantung dan henti jantung sering kita dengar istilah serangan jantung. Faktanya, kedua kondisi tersebut memiliki perbedaan yang signifikan baik penyebab maupun gejalanya.

Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Dr. Hendry Yoseph Nainggolan, Sp.JP, FIHA mengatakan, henti jantung dan serangan jantung merupakan dua kondisi yang berbeda, namun seringkali masyarakat salah mengartikannya sebagai hal yang sama. “Henti jantung dan serangan jantung itu berbeda. Serangan jantung disebabkan oleh terhentinya aliran darah ke otot jantung secara tiba-tiba. Biasanya pasien masih dalam keadaan tidak sadarkan diri,” kata Hendy baru-baru ini.

Menurut Hendry, pasien serangan jantung bisa merasakan keluhan yang tiba-tiba, seperti nyeri dada, jantung berdebar, atau sesak napas seperti tertimpa benda berat. Sedangkan serangan jantung merupakan kondisi yang mengancam jiwa. Pasalnya, jantung seseorang berhenti berdetak akibat gangguan irama jantung yang tiba-tiba dan tajam.

Berbeda dengan serangan jantung, pasien serangan jantung umumnya tidak sadarkan diri dan tidak memiliki denyut nadi. Oleh karena itu, pertolongan pertama pada serangan jantung adalah dengan memberikan kompresi dada atau CPR (resusitasi jantung paru). Kemudian posisikan pasien dengan baik pada landasan yang kokoh. Maka nilai akses pembuluh darah di leher paling lama 10 detik,” jelas Hendry.

Jika Anda tidak dapat merasakan denyut nadi dalam 10 detik, segera berikan CPR saat Anda mencari bantuan medis. CPR bisa dilanjutkan hingga tim medis datang, kata Hendry.

Namun jika terjadi serangan jantung, tidak akan ada tindakan khusus yang dapat dilakukan masyarakat awam sebagai tindakan awal. Oleh karena itu, penderita serangan jantung sebaiknya segera dibawa ke fasilitas kesehatan.

“Kalau ditanya apakah ada manuver atau posisi tertentu yang bisa dilakukan, jelas tidak ada. Tapi bagaimana menenangkan pasien saat Anda membawanya ke fasilitas kesehatan juga menjadi perlindungan yang penting. ” kata Hendri.

Tidak ada obat yang bisa diberikan jika terjadi serangan jantung. “Karena prosedur penyelamatan serangan jantung memerlukan pemeriksaan dan pengobatan medis,” ujarnya. 

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours