Beijing tanggapi kekhawatiran Quad soal keamanan Laut China Selatan

Estimated read time 3 min read

Beijing (ANTARA) – Kementerian Luar Negeri menyatakan situasi di Laut Cina Selatan dan Laut Cina Timur secara umum stabil menanggapi kekhawatiran Quad Group (Quadrilateral Security Dialogue) di kawasan.

“Situasi di Laut Cina Timur dan Laut Cina Selatan secara umum stabil. Negara-negara lain di luar kawasan terus membentuk kelompok-kelompok kecil dan berusaha dengan segala cara untuk campur tangan dalam urusan maritim di gerbang Tiongkok untuk memprovokasi konflik blok tersebut, menciptakan ketegangan. dan menghancurkan perdamaian dan stabilitas kawasan,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Lin Jian dalam konferensi pers di Beijing, Senin.

Para pemimpin Quad (Quadrilateral Security Dialogue) yaitu Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden, Perdana Menteri Jepang Kishida Fumio, Perdana Menteri Australia Anthony Albanese dan Perdana Menteri India Narendra Modi menutup konferensinya. di Delaware, AS pada hari Sabtu

Dalam pernyataan bersama, mereka menyatakan keprihatinan mendalam atas situasi di Laut Cina Timur dan Laut Cina Selatan akibat cara-cara yang bersifat koersif dan mengancam.

Quad juga mengutuk penggunaan kapal penjaga pantai dan penjaga pantai yang berbahaya, termasuk peningkatan penggunaan peluru kendali di laut dan menentang upaya untuk mengganggu aktivitas negara lain dalam mengeksploitasi sumber daya alam pesisir.

“Saya menekankan bahwa tidak ada campur tangan kekuatan mana pun yang akan melemahkan tekad Tiongkok untuk melindungi kedaulatan teritorial dan kepentingan maritimnya sesuai dengan hukum serta menjaga perdamaian dan stabilitas di kawasan,” kata Lin Jian.

Lin Jian juga mengatakan bahwa pemerintah Tiongkok akan melakukan protes keras terhadap tindakan apa pun yang merugikan kedaulatan dan kepentingan keamanan Tiongkok.

“Kerja sama antar negara harus berkontribusi terhadap perdamaian, stabilitas dan kemakmuran di kawasan, daripada berfokus pada pembentukan kelompok khusus yang merusak kepercayaan dan kerja sama antar negara di kawasan,” kata Lin Jian.

Tiongkok, menurut Lin Jian, terbuka terhadap kerja sama antar negara maritim, namun kerja sama tersebut tidak boleh menyasar negara lain atau merusak perdamaian dan stabilitas kawasan dengan alasan apa pun.

Pernyataan bersama Quad menyatakan bahwa sengketa maritim harus diselesaikan secara damai dan sesuai dengan hukum internasional, sebagaimana tercermin dalam UNCLOS dan menegaskan kembali bahwa UNCLOS menetapkan kerangka hukum di mana semua aktivitas di laut dan samudera harus dilakukan.

Quad menegaskan kembali bahwa Putusan Arbitrase tahun 2016 mengenai Laut Cina Selatan merupakan tonggak penting dan landasan bagi penyelesaian perselisihan secara damai antara para pihak.

Para pemimpin sepakat untuk meningkatkan kerja sama keamanan maritim, termasuk kerja sama antar penjaga pantai. Program ini mencakup kapal patroli AS yang memungkinkan personel dari mitra Quad untuk menaiki kapal tersebut di kawasan Indo-Pasifik.

Selain kerja sama keamanan, para pemimpin menekankan bahwa mereka akan bekerja sama di berbagai bidang termasuk keamanan siber, pengembangan teknologi penting dan baru, kesehatan global seperti program anti kanker, dan bantuan bencana.

Pemerintah Tiongkok sebelumnya telah menyatakan memiliki kedaulatan dan yurisdiksi atas pulau-pulau yang disebut “Nanhai Zhudao” di Laut Cina Selatan, termasuk Dongsha Qundao, Xisha Qundao, Zhongsha Qundao dan Nansha Qundao di Laut Cina Selatan dan perairan sekitarnya.

Pada tahun 2016, Mahkamah Arbitrase Internasional atas permintaan Filipina mengeluarkan fatwa yang menyatakan bahwa tanah reklamasi di Laut Cina Selatan tidak dapat dijadikan dasar klaim air karena tidak mempunyai dasar hukum. Namun China menolak mengakui fatwa tersebut karena menganggap arbitrase tidak memiliki dasar hukum untuk memutuskan wilayah perairan tersebut.

Quad sendiri digagas pada tahun 2007 oleh Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe sebagai mekanisme konsultasi informal empat negara yang memiliki kesamaan nilai mengenai kawasan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka.

Namun, setelah tahun 2007, aliansi tersebut bubar dan Australia menjadi lebih dekat dengan Beijing selama masa jabatan Perdana Menteri Kevin Rudd.

Quad kembali aktif pada masa pemerintahan Presiden Joe Biden dengan mengadakan pertemuan dengan Jepang, India, dan Australia pada tahun 2021. Dalam pertemuan tersebut, Presiden Biden berjanji mendukung India untuk mempercepat produksi vaksin COVID-19 dan mendistribusikannya ke seluruh Asia.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours