Belajar dari Jepang kelola distribusi pangan berbasis koperasi

Estimated read time 4 min read

JAKARTA (Antara) – Siapapun yang berwisata ke Jepang bisa melihat dan belajar sendiri bagaimana pusat distribusi pangan dijalankan di negara tersebut.

Salah satu kawasan yang menarik perhatian adalah Pasar Ota, salah satu pusat distribusi makanan terbesar di Jepang. Pasar Ota dengan jelas menunjukkan cara kerja sistem pasar grosir.

Pasar ini tentang teknologi dan manajemen yang dapat digunakan untuk meningkatkan efisiensi distribusi pangan di Indonesia.

Manajemen Pasar Ota sangat terbuka untuk memberikan klarifikasi mengenai cara kerja sistem pasar. Sadafumi Takahashi (Manajer Operasi), Chise Harada (Manajer Bagian Manajemen), Yoshiki Hosokawa (Direktur), Seiichiro Sugawara (Deputi Manajer Divisi, Umum) menyambut pengunjung dan selalu siap berbagi.

Sadafumi Takahashi misalnya menyebut keberadaan Pasar Ota dengan luas 386.426 m² yang merupakan pasar grosir terbesar dari 11 pasar grosir yang dikelola Pemerintah Metropolitan Tokyo.

Pasar ini telah menjadi pasar untuk produk-produk segar seperti buah-buahan, ikan, dan bunga potong sejak diperkenalkan ke pasar kecil pada tahun 1989. Terletak di dekat Bandara Haneda dan Pelabuhan Tokyo, Pasar Ota adalah tempat yang tepat untuk melakukan berbagai hal untuk Tokyo dan semuanya. Jepang.

Pasar Ota (Ota Achiba dalam bahasa Jepang), sebuah area yang membanggakan dan lebih luas dari Pasar Tsukiji, menyambut pengunjung dengan penjualan ikan, makanan, dan bunga.

Saat ini fasilitas dan operasional gudang yang ada sangat besar dan menghasilkan 3.600 ton dan 33 ton produk makanan laut per hari. Pasar ini merupakan pasar bunga terbesar di Jepang.

Pasar Ota buka setiap hari mulai pukul 05.00 hingga 15.00 dengan jadwal penjualan yang berbeda-beda untuk setiap produknya, misalnya ikan mulai pukul 05.40, sayur mayur mulai pukul 06.50, buah mulai pukul 07.00, Bunga mulai pukul 07.00.

Yang membuat pasar Ota begitu menarik dan indah adalah karena karakter utamanya sebagai tempat perdagangan barang yang cemerlang.

Setiap pagi, pedagang grosir menjual produk segar ke pedagang grosir dan pengecer. Pertanian ini dikelola dan diawasi secara transparan oleh pemerintah, sehingga harga-harganya adil dan petani mendapat informasi melalui publikasi harga.

Jadi, pasar Ota juga menggunakan metode transaksi yang berbeda-beda. Selain lelang, pasar Ota juga menggunakan transaksi negosiasi, dimana harga ditentukan melalui negosiasi antara pembeli dan penjual tanpa persaingan antar penjual. Ini akan mempermudah perdagangan.

Uniknya, ukuran dan jenisnya termasuk yang terbesar di Jepang. Pasar Ota adalah pasar produk pertanian terbesar di Jepang, memperdagangkan 3.875 ton atau 1,18 miliar yen sayuran dan buah-buahan setiap hari. Sebagian besar produk-produk ini didistribusikan ke pengecer besar seperti supermarket, yang menjamin ketersediaan makanan yang baik bagi masyarakat.

Pelajaran yang bagus

Kunjungan ini memberi Indonesia wawasan luas mengenai cara mengelola pasar ritel dengan baik.

Beberapa hikmah yang bisa diambil untuk Indonesia adalah pengelolaan dan pengorganisasian pasar yang baik. Penerapan pengelolaan yang sistematis dan efektif, seperti pasar Ota, dapat meningkatkan efisiensi distribusi pangan di Indonesia.

Selain itu, teknologi di bidang logistik dan transaksi juga semakin memudahkan pelanggan. Penerapan teknologi baru di bidang logistik dan transaksi dapat meningkatkan transparansi dan efisiensi pasar pangan di Indonesia.

Dan yang terpenting, Pasar Ota dan Koperasi Kisan bekerja sama untuk meningkatkan pasar ini sebagai contoh pemberdayaan sosial.

Bekerja sama dengan serikat pekerja seperti JA (Japan Agriculture), yang mewakili petani, dapat memastikan harga yang adil dan membantu petani meningkatkan produksi mereka.

Pasar Ota adalah contoh bagus dari pasar grosir yang sukses, dengan sistem transaksi dan dukungan logistik yang baik.

Pengalaman dan ilmu yang didapat dari kunjungan ini sangat penting untuk dijadikan insentif dan solusi bagi pengembangan pasar grosir atau pusat distribusi pangan di Indonesia yang dapat menunjang kesejahteraan nasional.

Dengan belajar dari praktik terbaik Jepang, Indonesia dapat menerapkan strategi serupa untuk meningkatkan efisiensi dan transparansi distribusi pangan, yang akan menguntungkan petani dan konsumen di seluruh pulau.

Dalam konteks Indonesia, diperlukan pengendalian yang lebih besar terhadap distribusi pangan tanpa mengganggu masyarakat melalui fluktuasi harga. Oleh karena itu, koperasi harus didorong dan terus dikembangkan untuk menjadi solusi manajemen bagi petani sekaligus pemasok rantai pasar.

Karena peran serikat pekerja di bidang pertanian sangat penting untuk meningkatkan taraf hidup para anggotanya, memajukan perekonomian di pedesaan, dan tujuan utamanya adalah mencapai ketahanan pangan dan pengentasan kemiskinan di Indonesia.

*) Penulis merupakan Perwakilan Khusus Presiden Republik Indonesia (UKP) untuk kerja sama pengentasan kemiskinan dan ketahanan pangan.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours