Belanda vs Turki: Laga enerjik dengan aroma politik yang kuat

Estimated read time 5 min read

JAKARTA (ANTARA) – Setelah bek tengah Merih Demiral dilarang tampil dua pertandingan di Euro 2024 karena selebrasi kelompok ekstrem pro-ekstremis, Turki bertemu Belanda di perempat final Euro 2024 di Stadion Olimpiade, Berlin, Minggu pagi pada pukul 02:00. WIB, akan menjadi laga terpenting dengan nuansa politik yang kental.

Demirel mencetak dua gol ke gawang Austria yang membawa Turki tak hanya menang 2-1 tapi juga melaju ke perempat final Euro 2024, perempat final Piala Eropa pertama bagi Turki sejak Euro 2008.

Namun Demirel merayakan gol keduanya dengan sikap yang terkait dengan kelompok ekstrim Serigala Abu-abu, yang dilarang di Austria dan Prancis. Kelompok ini mendorong kekerasan terhadap aktivis sayap kiri dan etnis minoritas pada tahun 1980an.

UEFA menghukum Demirel karena bek tengah itu melanggar aturan dasar untuk tidak menggunakan arena olahraga sebagai tempat manifesto politik.

Komunitas sepak bola dan para pemimpin Turki, termasuk Presiden Recep Tayyip Erdogan, menyayangkan keputusan UEFA.

Namun, pelatih Vincenzo Montella-lah yang paling menderita karena terpaksa menata ulang timnya saat menghadapi The Oranges, yang kepercayaan dirinya semakin meningkat setelah mengalahkan Rumania 3-0 di babak 16 besar. Pelatih kepala Italia Turki Vincenzo Montella memberi isyarat saat pertandingan sepak bola Grup F UEFA Euro 2024 antara Turki dan Georgia di Stadion BVB di Dortmund pada 18 Juni 2024. ANTARA/AFP/Damien Meyer/pri.

Turki agak timpang tanpa Demirel, apalagi Montella juga tanpa Orkun Koko dan Ismail Yuksak karena dilarang bermain karena akumulasi kartu.

Di sisi lain, Ronald Koeman tidak memiliki masalah dalam menghadapi pertandingan yang bisa membawa Belanda ke semifinal Piala Eropa keenam, yang terakhir terjadi 20 tahun lalu di Euro 2004.

Meski laga ini bukan laga klasik, namun pertemuan dua tim yang berada di peringkat terjauh FIFA ini tetap menjanjikan pertarungan terbuka karena Montella dan Kamen merupakan penganut sepak bola menyerang.

Turki yang berada di peringkat 42 atau terendah di antara delapan tim yang lolos ke perempatfinal Euro 2024, sudah 14 kali bertemu Belanda di peringkat 7.

Turki menang empat kali, namun kalah enam kali, dan sisanya berakhir imbang. Kabar baiknya bagi Turki adalah semua pertemuan ini tidak pernah terjadi di Piala Eropa dan Piala Dunia.

Berikutnya: Gakpo vs Guller Gakpo vs Guller

Pertemuan kedua tim sebelumnya selalu menarik karena memastikan hadirnya permainan menyerang yang menghasilkan banyak gol.

Dalam dua laga terakhir kedua tim yang seluruhnya berlangsung di kualifikasi Piala Dunia 2022, total gol yang dicetak kedua tim adalah 13 gol. Turki menang 4-2 pada Maret 2021, namun pada September tahun itu Belanda membalasnya dengan skor 6-1.

Pertandingan kandang Hertha Berlin di Liga Jerman bisa saja menghasilkan gol sebanyak dua pertemuan di tahun 2021, sebagian karena kedua belah pihak memiliki beberapa bomber muda berbahaya di depan gawang, terutama Cody Gackpo di Belanda, dan Arda Goller b. Turki.

Di bawah bayang-bayang Mohamed Salah di Liverpool, Gakpo bersinar di Euro 2024 karena ia terus menjadi ancaman dari sayap kanan melawan Belanda.

Setengah dari 12 gol Gakpo untuk Belanda terjadi di turnamen sepak bola besar, termasuk tiga di Piala Dunia 2022.

Jika Gakpo mencetak gol untuk Turki, ia akan menyamai pendahulunya, Ruud van Nistelrooy dan Arjen Robben, yang mencetak tujuh gol di Piala Dunia dan/atau Piala Eropa. Striker Belanda nomor 11 Cody Gakpo merayakan gol pertama timnya pada pertandingan sepak bola Grup D UEFA Euro 2024 antara Belanda dan Austria di Olympiastadion Berlin, Selasa (25/6/2024).

Arda Golar dalam gubahan Vincenzo Montella pun tak kalah menarik.

Masih berusia 19 tahun namun dengan kematangan pemain senior, Golar terlihat tenang dan terampil, kerap memberi jalan bagi rekan satu timnya untuk mencetak gol.

Dialah yang memberikan assist kepada Demirel untuk mencetak gol kedua ke gawang Austria yang berujung pada pengusiran UEFA.

Namun tentunya ini bukan sekedar pertarungan antara Gakpo dan sang kiper saja, tapi juga hal yang bisa memaksimalkan kekuatan di semua departemen permainan kedua tim.

Turki jauh di belakang Belanda dalam hal pengalaman, namun Bintang Bulan Sabit berhasil melewati tahap ini dua kali, di Piala Dunia 2002 dan Piala Eropa 2008, dan finis ketiga di Piala Dunia 2002.

Belanda harus siap menghadapi kejutan yang akan dilontarkan Turki kepada mereka, apalagi mereka memiliki tim muda dan energik yang mampu menghancurkan semua rencana dan ekspektasi The Oranges.

Berikutnya: Masih ada Clannoglow

Hasil meyakinkan dalam penaklukan Rumania membuat Ronald Koeman sangat kesulitan mengubah starting lineupnya.

Namun, mereka akan menurunkan susunan pemain yang sama saat mengalahkan Rumania, dengan Bart Verbroggen sebagai penjaga gawang dan Virgil van Dijk tetap menjadi jantung pertahanan Oranye.

Namun Koeman dicoret saat melawan Steven Bergwijn yang cedera saat melawan Rumania.

Jeremie Frimpong atau Donyell Malen mempunyai peluang yang sama untuk mengisi posisi Bergwijn, memimpin serangan dari sayap kanan dengan Denzel Dumfries di bek kanan.

Tombak Gakpo dan Memphis Depay mustahil bagi Komen di samping. Namun mereka akan dilengkapi Xavi Simmons dan Malen sebagai empat penyerang dalam formasi 4-2-3-1.

Tijani Reinders dan Jerdi Shoten menjadi jembatan antara lini belakang dan lini serang yang akan bertarung bersama dua gelandang tengah asal Turki tersebut untuk mendapatkan dominasi di lini tengah.

Meski terbilang mandul, Depay berpeluang menyamai total 50 gol Robin van Persie untuk Belanda, apalagi jika Belanda melaju ke dua putaran terakhir Euro edisi Jerman. Bek Turki #03 Merih Demiral (kiri) melakukan selebrasi usai mencetak gol pembuka pada laga sepak bola UEFA Euro 2024 antara Austria kontra Turki di Stadion Leipzig, Leipzig, Selasa (2/7/2024).

Sementara itu, Montella harus berpikir dua kali terhadap performa timnya karena gagal menurunkan tiga pemain kunci; Demirel, Orkun Koko dan Ismail Yuksak.

Untungnya, ia bisa mendapatkan dorongan dari kapten tim yang sangat berpengaruh, Hakan Kalhanoglu, setelah ia tidak lagi bermain karena akumulasi kartu.

Untuk mengisi lubang pertahanan yang ditinggalkan Demirel, Montella bisa memanggil Smet Akeidin untuk mulai melindungi kiper Mart Gonok, yang menjadi jaminan paten mentahnya serangan Belanda.

Sementara itu, meski cenderung mendapat kartu kuning kedua, pasangan remaja berusia 19 tahun Keenan Yildiz dan Arda Golar menjadi pilihan utama Montella di sepertiga akhir lapangan, sebagai sayap Clanoglou untuk menjadi pelapis. Trio Berat Yilmaz memimpin serangan.

Oke Yokoslu dan Salih Ozcan menjadi double pivot untuk pola bermain 4-2-3-1 yang dianut Turki.

Pemenang pertandingan ini akan menghadapi Inggris atau Swiss di babak penyisihan semifinal pada Kamis 11 Juli di Signal Iduna Park, Dortmund.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours