Benarkah setelah terkena DBD seseorang tidak akan terinfeksi lagi?

Estimated read time 2 min read

JAKARTA (ANTARA) – Masih banyak kesalahpahaman mengenai demam berdarah dengue (DBD) yang tersebar di masyarakat, dimana sebagian orang yang terjangkit demam berdarah percaya bahwa dirinya sudah kebal. Tidak akan menempel lagi.

“Sebenarnya virus dengue ada empat serotipe, sehingga infeksi dengue bisa berulang dan berisiko bertambah parah,” kata dokter spesialis anak, Dr. Buti A. Azali, SpA, MKes dalam acara edukasi tentang penyakit DBD, upaya pencegahan penyakit DBD” di Bandung, Jawa Barat pada Sabtu (9/9).

Oleh karena itu, sangat penting untuk memastikan perlindungan yang lebih baik melalui tindakan pencegahan yang tepat, salah satunya melalui vaksinasi, ujarnya dalam siaran pers, Minggu.

Saat ini, vaksin demam berdarah yang tersedia dapat diberikan pada kelompok usia 6-45 tahun dan direkomendasikan untuk digunakan oleh beberapa asosiasi kedokteran, antara lain Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) untuk anak usia 6-18 tahun, dan Ikatan Dokter Penyakit Dalam Indonesia Dokter Spesialis (PAPDI) 19-45 tahun.

Namun untuk memperoleh perlindungan terbaik, vaksinasi harus dilakukan tepat sesuai dosis anjuran.

Mengenai pemberian vaksin bersamaan dengan vaksin lainnya, tentunya masyarakat harus berkonsultasi dengan dokter mengenai hal ini.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM), Kementerian Kesehatan RI, Dr. Anas Maruf, MKM, Plt, mengatakan Indonesia menghadapi beban yang sangat besar akibat penyakit demam berdarah dengan ribuan kasus yang dilaporkan. setiap tahun.

Pemerintah telah mengembangkan strategi nasional yang komprehensif untuk memerangi penyakit ini, dengan fokus pada penguatan sistem surveilans, pengendalian vektor dan pemberdayaan masyarakat.

Melalui rencana nasional penanggulangan DBD tahun 2021-2025, kami menetapkan tujuan untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat DBD secara berkelanjutan.

Data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mencatat jumlah kumulatif kasus demam berdarah di Indonesia hingga minggu ke-33 tahun 2024 sebanyak 181.079 kasus dengan 1.079 kematian, lebih tinggi dibandingkan jumlah kasus sepanjang tahun 2023 yaitu 44.438 kasus demam berdarah. Kasus dengan 322 kematian.

Kota Bandung sendiri mencatatkan jumlah kasus demam berdarah tertinggi saat itu dengan 46.594 kasus dan 281 kematian. Hal inilah yang menjadi salah satu alasan di balik kegiatan “Langkah Bersama Pencegahan DBD” yang merupakan bagian dari kampanye #Ayo3MPlusVaksinDBD yang merupakan kemitraan antara PT Takeda Obat Inovatif dengan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, pemerintah, dan pemangku kepentingan setempat. .

Bandung merupakan kota ketiga yang melakukan “tindakan bersama pencegahan DBD” setelah Surbia dan Jakarta.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours