Beras Mahal Petani Miskin, SPI Desak Kepala Bapanas Diganti

Estimated read time 3 min read

JAKARTA – Selama 10 tahun pemerintahan Jokowi, petani Indonesia semakin miskin akibat harga gabah yang sangat rendah. Di sisi lain, menurut Bank Dunia, harga beras di Indonesia termasuk yang termahal di ASEAN.

Ketua Umum Serikat Petani Indonesia (SPI) Henry Saragih mengatakan, Jokowi dan Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi harus bertanggung jawab. Keduanya tidak memiliki pandangan terhadap petani.

Bayangkan gabah yang dijual petani hanya berharga Rp 6.000 per kilogram. Setelah diolah dan dikemas, dijual dengan harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan Bapanas, yaitu sangat tinggi. kilogram. Praktik seperti itu hanya terjadi di era Jokowi,” jelas Henry, Jakarta, Rabu (25/9/2024).

Menurut Henry, permasalahan tersebut dibawa langsung ke Presiden Jokowi. Namun tidak ada tindak lanjutnya. SPI berkali-kali mengkritik kebijakan Bapanas tapi ya sami mavon. Keduanya masuk ke telinga kiri dan keluar ke telinga kanan.

“Saya kira ketua Bapanas harusnya diganti. Harusnya dia bertanggung jawab. Pak Jokowi akan digantikan oleh Pak Prabowo. Kami sangat berharap beliau memberikan perhatian serius pada sektor pertanian. Lindungi kami,” jelasnya.

Baca juga: Bank Dunia Sebut Harga Beras di Indonesia Termahal di ASEAN

Ia berharap pemerintahan Prabowo memilih sosok yang menentang neoliberalisme untuk memimpin Bapanas. Seseorang yang sangat memahami pertanian dan berpihak pada petani. Pengelolaan beras nasional hendaknya dipercayakan kepada industri kecil dan koperasi. Hal ini tidak membuka ruang kosong bagi kapitalis yang bermodal besar.

“Hal lainnya adalah Perum Bulog mempunyai kewenangan yang lebih besar. Kami melihat Bulog memiliki keterbatasan finansial sehingga tidak bisa menyerap hasil panen petani secara maksimal,” kata Henry.

Hal lainnya, kata Henry, konversi lahan pertanian sangat marak terjadi pada era Jokowi. Ia mencatat luasnya lebih dari 1,5 juta hektar. “Itu baru terjadi di masa pemerintahan Jokowi. Misalnya saja berapa ribu hektare sawah yang dirusak untuk Bendara Kertajati, jalan tol, PIK dan PSN lainnya. Jangan heran kalau kesenjangan lahan pertanian semakin besar,” tuturnya.

Sebelumnya, Country Director Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor-Leste, Carolyn Turk, mengumumkan hasil survei yang menunjukkan harga beras di Indonesia merupakan yang tertinggi di ASEAN. Pada saat yang sama, kesejahteraan petani Indonesia menurun.

“Konsumen Indonesia membayar harga beras yang tinggi. Harga eceran beras di Indonesia secara konsisten lebih tinggi dibandingkan di negara-negara ASEAN,” kata Turk baru-baru ini pada Konferensi Beras Internasional (IIRC) di Indonesia.

Baca juga: 3 Alasan Harga Beras Indonesia Termahal di ASEAN, Tapi Pendapatan Petani Paling Rendah

Sementara itu, Sutarto Alimoeso, Ketua Umum Kesatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras Indonesia (Ketum Perpadi), mengatakan harga beras di Indonesia mahal karena rantai pasokan yang panjang. Selain itu, sulitnya petani mendapatkan kebutuhan pupuk dan benih terbaik.

“Yah, biasanya saya di lapangan, (rantai pasok) panjang sekali. Petani itu susah mendapat pupuk selama 4 bulan, susah juga mendapatkan bibit yang kualitasnya pas, jadi ada yang beli online. , kualitasnya online “Tidak jelas. Harus dikendalikan, jangan sampai produktivitasnya terganggu,” kata mantan Dirut Perum Bulog ini.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours