Bercengkrama ditemani secangkir kopi di Kedai Solong

Estimated read time 5 min read

Banda Aceh (ANTARA) – Aceh kerap disebut Negeri Seribu Kedai Kopi karena di kawasan tuan rumah PON 2024 ini banyak terdapat kedai kopi yang bertujuan untuk memanjakan wisatawan khususnya pecinta kopi dengan kopi berkualitas.

Menjelang digelarnya Pekan Olahraga Nasional Aceh-Sumut 2024, mungkin kurang sempurna jika tidak menikmati ngopi di kafe sebelum mulai menonton pertandingan olahraga di situs raksasa ini. acara nasional.

Salah satu tempat ngopi favorit wisatawan lokal maupun mancanegara adalah Kedai Solong.

Tak heran jika dalam lanjutan Pekan Olahraga Nasional (PON) Aceh-Sumut 2024 ini, Kedai Solong pun semakin diberkahi pengunjung setiap harinya.

Pemilik Kedai Solong, Haji Nawawi atau lebih dikenal dengan Haji Solong, mengatakan Kedai Solong rata-rata mampu menjual 700 cangkir kopi per hari setiap harinya. Seiring berlanjutnya PON 2024, Haji Solong mengatakan kedai kopi yang berdiri sejak 1974 ini mulai direnovasi dan beberapa rombongan petugas sempat singgah untuk mencicipi kopi dengan cara tradisional tersebut.

“Kalau ajang ini (PON 2024) sudah ada, tentu akan ada peningkatan, itu yang jelas bagi semua..kalau tidak banyak, mungkin setelah pembukaan, karena akan ada panitia yang datang, kalau atlet sudah ada. belum sampai benarkah (masih diisolasi), kata Haji Solong Ternyata kopi juga sering dijadikan cara penggunaan narkoba di Aceh Belanja pecinta kopi di Jalan Iskandar Banda Aceh Pengunjung tidak pernah sepi dari pagi, siang hingga sore, pengunjung datang dan ngobrol, bercanda atau ngopi enak sekedar ngobrol di kedai kopi Solong di Jalan Iskandar, Ulee Kareng, Banda Aceh, Jumat (06/07/2024). masa lalu.

Begitu tercium aroma kopi yang disangrai oleh para pekerja di belakang kedai, semakin menambah rasa nostalgia akan kesederhanaan kopi di masa lalu. Haji Solong mengungkapkan, nuansa sederhana ini tetap dipertahankan karena pelanggan lebih senang dengan nuansa jaman dulu yang dilestarikan di kedai kopi ini.

“Saya beberapa kali mencoba ngobrol dengan pelanggan yang datang ke sini, saya bertanya apakah nuansanya bisa diubah, tapi pelanggan bilang jangan dibiarkan begitu saja (tidak boleh diubah ke zaman modern),” kata Haji Solong. .

Tak hanya nuansanya saja yang dipertahankan, cara penyajian kopi yang menjadi ciri khas Kedai Solong juga masih digunakan hingga saat ini.

Uniknya cara penyajian kopi melalui filter brewing menjadikan para barista di toko Solong juga menjadi salah satu daya tarik karena mereka menampilkan hal-hal menarik dalam membuat kopi.

Barista akan memasukkan bubuk kopi yang telah diseduh ke dalam air mendidih di dalam penyaring kopi dan mengangkatnya. Tangan kanan memegang filter yang diputar ke atas dan ke bawah.

Proses ini dimaksudkan untuk memecah asap pada kopi di udara. Semakin banyak asap yang terurai, maka semakin baik pula rasa kopi yang disaring. Kopi disaring dan dituangkan ke dalam cangkir. Kopi dan jajanan di kedai kopi Solong yang berlokasi di Jalan Iskandar, Ulee Kareng, Banda Aceh, Jumat (06/07/2024). (ANTARA / FAJAR SATRIYO) Pelanggan juga bisa meminta tambahan gula atau susu sesuai selera. Namun banyak pelanggan yang membeli secangkir kopi tanpa gula atau susu karena secangkir kopi Robusta yang disangrai di sini tidak terlalu pahit.

“Karena dengan cara saring, kopinya jadi lebih nikmat. Prosesnya dua kali, tiga kali tarik. Sebenarnya kita juga punya cara menyajikan kopinya dengan mesin kopi arabika, tapi kopi Robusta-nya enak banget. itu,” kata Haji Solong. .

Bagi pecinta kopi Robusta, tersedia banyak pilihan, antara lain kopi pancong dan kopi sanger dengan harga 7.000 rupiah dan 15.000 rupiah. Baca Juga: Wisatawan Malaysia ke Aceh Nikmati Cita Rasa Kopi Langsung dari Kafe Halaman Berikutnya: Kedai Solong Disinggahi Wapres Kesederhanaan tidak menghalangi Kedai Solong untuk menjadi tempat ngopi istimewa yang kerap dikunjungi. para pejabat tinggi tanah air seperti Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, dan Menteri Pertanian dan Tata Usaha Negara Agus Harimurti Yudhoyono. Saat ditanya soal pejabat tinggi yang menghentikan Kedai Solong, Haji Solong tak mengetahui alasan kedatangan politisi tersebut. Dia hanya berasumsi bahwa mereka menyukai kopi tradisional Aceh ini. “Pernah Pak Jusuf Kalla alhamdulillah dua kali (ke sini) bersama pejabat tinggi lainnya seperti Pak Sandigaga Uno dan Pak AHY. Kenapa memilih kami? Entahlah, mungkin karena tradisi. ya,” kata Haji Solong. Pemilik kedai kopi Solong, Haji Nawawi atau biasa disapa Haji Solong saat ditemui wartawan di Jalan Iskandar, Ulee Kareng, Banda Aceh, Jumat (06/07/2024). (ANTARA / FAJAR SATRIYO) Baca juga: HUT Kemerdekaan RI, SPBU di Banda Aceh Tawarkan Kopi Gratis kepada Pengguna BBM Gratis Halaman Berikutnya: Praktek Tradisional dari Sejarah Panjang Cara Budaya Sejak Zaman Dulu

Selain produksinya yang masih mempertahankan ciri khasnya sejak berdirinya toko tersebut, Kedai Solong juga tetap mempertahankan cara pembuatan kopi dengan metode pemanggangan yang dibakar dengan tungku kayu. “Jadi kalau produksinya masih menggunakan kayu olahan karena kayu ini masih mempertahankan citarasanya, sedangkan kalau pakai mesin menggunakan uap sehingga masaknya tidak merata,” kata Haji Solong. Gaya tradisional ini terus dipertahankan meski kini dikelola oleh Haji Nawawi yang merupakan generasi kedua penerus pemilik aslinya, Muhammad Saman, ayahnya.

Haji Nawawi mengatakan, sejarah nama Solong berawal dari kisah ayahnya yang bekerja di pabrik kopi Tiongkok. Kemudian pada tahun 1965 harta tersebut diserahkan kepada Muhammad Saman. Karena orang sering menyebut nama Muhammad Saman Solong, maka ketika membuka toko disebut Kedai Solong.

“Jadi bapakku namanya Haji Muhammad Saman. Jadi karena Solong mentok, asik, itu ngopi di Solong. Jadi Solong semua. Bikin nama lain nggak bisa,” kata Haji Nawawi.

Haji Nawawi mengungkapkan, toko tersebut berganti nama, namun karena nama Kedai Solong lekat dengan masyarakat, maka digunakan kembali nama Kedai Solong.

Seiring berkembangnya industri kopi, Kedai Solong juga mengalami perubahan. Para pecinta kopi kini juga bisa menemukan produk biji kopi kemasan di Kedai Solong yang dijual dalam kemasan mulai dari 250 gram hingga 1 kilogram. Tentu saja perubahan tersebut tidak merusak citra Kedai Solong sebagai toko yang besar dan sederhana dibandingkan dengan kedai kopi modern yang menjamur di setiap sudut kota. Nyatanya, dengan pendekatan sederhana ini, pelanggan kedai ini kehilangan cita rasa otentik dan hangatnya percakapan yang mungkin sudah bisa dirasakan di kedai kopi masa kini.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours