Bertemu Dirjen Bimas Buddha Kemenag, Hikmahbudhi Dukung Pemasangan Chattra Borobudur

Estimated read time 3 min read

Jakarta – Organisasi Pusat Persatuan Pelajar Budha Indonesia (PP Hikmahbudhi) bertemu dengan Kementerian Agama (Kemenag) pada Sabtu (25/8/2024). Dipimpin Ketua PP Hikmahbudhi Candra Aditiya Nugraha, diterima oleh Direktur Jenderal Kepemimpinan Masyarakat Budha Kementerian Agama Supriyadi.

“Dalam pertemuan tersebut kami membahas tentang pemasangan chatra di Candi Borobudur. Chatra di Candi Borobudur memiliki makna spiritual yang dalam dan makna bagi umat Buddha sebagai pelindung stupa Candi Borobudur atau sebagai penjaga,” kata Candra dalam sebuah wawancara. penyataan. Minggu (25/8/2024).

Selain itu, kata Kandra, dirinya mendorong dan mendukung pemasangan chatra di Candi Borobudur. Mengetahui arti Chattra, Chattra berarti pelindung atau penjaga dalam sutta/sutra dalam agama Buddha.

Salah satunya dalam Mukalindasuta Udana II yang menggambarkan saat Sang Buddha mencapai pencerahan mutlak dan tidak pernah meninggalkan tempat duduknya di bawah pohon Bodhi. Raja Naga Mukalinda datang dan dengan menggunakan ekornya ia melingkari tubuh Sang Buddha sebanyak tujuh kali, menegakkan badannya sambil meletakkan kepalanya di atas Sang Buddha, melindungi Sang Buddha dari panas dan dingin, serangga, panas matahari dan hal-hal liar lainnya . binatang

Pernyataan ini dapat dianggap sebagai salah satu pernyataan pertama dalam kanon Budha tentang peranan jiwa sebagai penjaga. Sutra Lalitavistara merupakan sutra Mahayana yang terkenal, bahkan diabadikan dalam 120 syair di Candi Borobudur. .Buddha Sravasti, Jetavana, Anathapindada di hadapan 12 ribu biksu, 32 ribu Bodhisattva dan dewa.”

Sutra ini menceritakan kisah kehidupan Sang Buddha, mulai dari sebelum beliau memasuki rahim Ratu Mahamaya hingga beliau mencapai pencerahan agung dan memutar roda dharma. Dalam sutra ini, kata “parasol” (payung) digunakan sebagai simbol. Misalnya, sebelum turun ke dunia, para bodhisattva tinggal di istana surgawi yang dihiasi payung-payung indah.

“Ketika Pangeran Siddhartha lahir, istananya dihiasi dengan payung surgawi, dan para dewa payung memberkati tangannya. Payung juga muncul pada peristiwa-peristiwa penting dalam kehidupan Sang Buddha, hingga beliau meninggalkan istana dan mengajarkan Dharma. Buddha juga menggunakan “analogi payung” untuk menggambarkan kualitas Buddha kepada Bodhisattva Maitreya.

Selain itu, penggunaan kata payung terdapat dalam Gandavyuha Sutta. Buku tersebut bercerita tentang seorang musafir bernama Sudana yang belajar dari lebih dari 50 guru untuk mencapai “pencerahan sejati”. Dalam cerita ini Sudana digambarkan sebagai seorang pemuda yang selalu membawa payung untuk melindunginya.

Sementara itu, Sekjen PP Hikmahbudhi Dwi Purnomo mengungkapkan, gambar makam tersebut dipahat untuk membantu Candi Borobudur. Hal serupa juga terlihat pada teks Jataka, seperti Avadhana dan Karmavibhangga Sutta. Teks Jataka dan Avadhana terpahat pada relief di candi Borobudur, jelas Devi.

Payung tersebut diperlihatkan di kalangan Brahmana yang dilindungi oleh payung di kepala mereka. Hikmahbudhi mendukung kebijakan umat Buddha dan pemerintah yang memasang chatra di atas stupa Candi Borobudur.

“Setelah dilakukan kajian mendalam dengan fokus pada banyak aspek, pemasangan Chatra di Candi Borobudur menjadi titik fokus umat Buddha dan pemerintah. Dalam hal ini, Dirjen Penasihat Umat Buddha Kementerian Agama telah memperkuat penyelidikan. Beliau mengatakan: Dengan mengundang beberapa peneliti, ahli dan arkeolog tentunya untuk membandingkan ide pengenalan Chatra ke Candi Borobudur bertahun-tahun yang lalu.

Menurut Ketua PP Hikmahbudhi Candra Aditya Nugraha, upaya pemasangan chatra tersebut merupakan bentuk penghormatan terhadap Candi Borobudur yang sarat makna mendalam dan spiritualitas bagi umat Buddha Indonesia. Sutra yang dikatakan melindungi.

“Dalam semangat kebersamaan, kami meminta seluruh masyarakat India untuk mendukung pemasangan Chattra dan terus melestarikan dan melindungi warisan kita dengan cinta dan tanggung jawab,” katanya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours