BI Bali: Implementasi QRIS jadi inisiatif mendorong ekonomi digital

Estimated read time 2 min read

Denpasar (Antara) – Perwakilan Bank Indonesia (BI) di Provinsi Bali, Erwin Soeriadimadja, menilai penerapan sistem pembayaran Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) merupakan inisiatif untuk mendorong ekonomi digital pariwisata Bali.

“QRIS bertujuan untuk mempermudah, memperlancar dan memfasilitasi transaksi dengan pembayaran digital di seluruh Indonesia, bahkan di beberapa negara,” kata Irwin dalam rangkaian Bali Digital Innovation Festival (BALIGIVATION) di Denpasar, Rabu.

Hal itu disampaikannya pada acara Bincang Santai: QRIS Goes Global, Pariwisata Meningkat yang dihadiri oleh perwakilan kabupaten/kota di Bali, mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Denpasar dan berbagai pemangku kepentingan terkait.

Irwin mengawali sambutannya dengan mengatakan, pertumbuhan ekonomi Bali pada triwulan II tahun 2024 sebesar 5,36 persen, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,05 persen.

“Ini merupakan pencapaian yang sangat baik. Inflasi masih terjaga pada angka 2,7 persen dan masih dalam koridor inflasi nasional,” ujarnya.

Pariwisata masih menyumbang 45 persen pertumbuhan ekonomi di Bali, kata Irwin.

“Jadi apa yang perlu kita lakukan ke depan? Digitalisasi semakin berkembang sebagai salah satu alat untuk mendongkrak perekonomian dan tentunya perlu diperkuat untuk menjadi akselerator dan pilar penguatan visi Indonesia 2045. Salah satu inisiatif untuk mendorong ekonomi digital adalah implementasi QRIS,” ujarnya lagi.

Menurut Irwin, perkembangan QRIS di Bali menunjukkan tren peningkatan. Saat ini pengguna QRIS di Bali telah tumbuh menjadi satu juta pengguna atau 27,6 persen.

Selain itu, transaksi QRIS mencapai 7,60 juta transaksi dengan nilai nominal lebih dari Rp 1 triliun atau meningkat 137% year-on-year. Sedangkan jumlah merchant penyedia QRIS lebih dari 850 ribu.

“Momentum penggunaan QRIS sangat tinggi dan patut kita sambut dengan baik untuk memudahkan transaksi pembayaran. Perkembangan digitalisasi QRIS dibarengi dengan perkembangan indikator sistem pembayaran nontunai lainnya seperti penggunaan kartu kredit. capaiannya harus dijaga dan dipertahankan,” imbuhnya.

Yoana Ruhama Estuti, Direktur Tata Kelola Ekonomi Digital Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, mengatakan keberadaan QRIS khususnya QRIS Cross Border juga semakin memudahkan wisatawan ke Bali.

“Dengan begitu, wisatawan tidak perlu khawatir untuk menukarkan uang, sehingga wisatawan bisa memperpanjang masa tinggalnya dengan kemudahan sistem pembayaran,” ujarnya.

Pihaknya pun turut bangga karena UMKM sudah beralih ke digital, bahkan pedagang pasar malam pun sudah menggunakan QRIS.

Sementara itu, Butet Linda H Panjaitan, selaku konsultan Kantor Perwakilan BI Kabupaten Bali, berharap setiap kabupaten/kota di Bali memiliki area percontohan digital untuk penggunaan QRIS, sehingga masyarakat bisa mendapatkan informasi lebih banyak dimana saja mereka bisa menggunakan QRIS.

Turut hadir dalam kesempatan tersebut Wakil Presiden Bank Mandiri Kshetra XI Bali dan Nusa Tenggara, Alexander Jonathan Petty.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours