BI-IFC siap bawa IN2MF ke Paris hadirkan “modest fashion” Indonesia

Estimated read time 4 min read

Jakarta (ANTARA) – Bank Indonesia (BI) bersama Indonesia Fashion Chamber (IFC) berencana menghadirkan Indonesia International Modest Fashion Festival (IN2MF) ke Paris, Prancis dalam pameran di Salle Wagram pada 7 September 2024 dan “Who’s Siapa.” Pameran utama di Porte de Versailles pada 8-10 September 2024 akan menampilkan beragam busana muslim karya beberapa desainer tanah air.

Didukung oleh Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) di Paris, acara ini merupakan rangkaian acara IN2MF tingkat tinggi yang berlangsung pada 30 Oktober hingga 4 November 2024 di Jakarta .

“Selanjutnya, akan ada sembilan desainer dan brand Indonesia yang akan menampilkan beragam koleksi fesyen santun yang dipadukan dengan budaya Indonesia di IN2MF di Paris, Prancis,” kata Direktur Departemen Keuangan dan Bisnis Syariah Bank Indonesia Ita Rulina, saat ditemui di Jakarta, Selasa. Senin di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan.

“IN2MF mempunyai potensi yang besar. Kontribusi IN2MF adalah kami ingin memberikan peluang kolaboratif bagi siapapun yang bergerak di (bidang)modemode untuk maju secara kolektif di sektor fesyen moderat,” kata Ita Rulin.

Dikatakan Ita, IN2MF hadir di dua acara di Paris untuk mempromosikan budaya Indonesia dan membuka peluang kerja sama dengan mitra dan pembeli dari dunia internasional. Paris dikenal sebagai salah satu pusat fashion dunia sehingga menawarkan potensi pasar yang besar bagi industri fashion, termasuk fashion muslim yang dihadirkan oleh desainer tanah air.

“Kami ingin mengakselerasi industri fesyen sederhana kita agar benar-benar menjadi pusat fesyen muslim dunia,” kata Ita.

IN2MF akan menampilkan keunggulan dan keragaman budaya Indonesia, termasuk perkembangan terkini industri halal dan gaya hidup halal Indonesia ke pasar global.

Dengan mengintegrasikan tekstil dan budaya Indonesia ke dalam fesyen, IN2MF di Paris berharap dapat menawarkan pengalaman unik bagi industri fesyen global. Koleksi busana simple sembilan desainer Tanah Air akan dipamerkan di Paris, Prancis, dalam rangka kegiatan IN2MF 2024 pada September mendatang. (ANTARA/Vinny Shoffa Salma)

Menariknya, acara IN2MF di Paris tidak hanya menampilkan koleksi busana dari desainer Tanah Air, namun juga menggandeng desainer tamu asal Paris bernama Dalinda.

Hal itu dilakukan guna menunjukkan kekayaan materi budaya Indonesia, salah satunya penggunaan wastra atau pakaian adat, serta meningkatkan nilai produksi dan pembelian.

“Kenapa kita undang desainer luar negeri? Kalau tujuan IN2MF untuk menjual ke dunia, maka kita juga harus mengundang desainer luar negeri ke sini, silahkan mencoba keindahan kain wastra Indonesia,” lanjutnya.

Menurut Ita, Ali Charisma, Penasehat Indonesia Fashion Chamber (IFC), mengatakan seleksi desainer sangat panjang (yang akan berada di Paris) dan kami ingin Indonesia menjadi pusat mode moderat dunia.

Ali berharap seluruh karya yang dipamerkan pada IN2MF di Salle Wagram dan pameran batang “Who’s Next” di Porte de Versailles dapat membuka peluang bisnis berkelanjutan dan memperkuat lingkungan kerja industri budaya Indonesia. Dengan begitu, budaya Islam Indonesia akan dikenal dan diterima di pasar dunia.

Kesembilan desainer dan brand Indonesia yang berkesempatan menampilkan karyanya di pameran Paris tersebut telah melalui proses perlakuan yang ketat dan banyak di antaranya yang tergabung dalam sektor fesyen Ekonomi Kreatif Syariah (IKRA). Ada Itang Yunasz, Dian Pelangi, Wignyo, Batik Chic, Yece dari Yeti Topiah, Dama Kara, Luvnic dari Luffi, Brilianto dan Jamilah x Prafito dari Seven Brothers.

Sebagai informasi, IKRA merupakan program pengembangan usaha syariah secara umum, meliputi pengembangan energi, branding energi, pemasaran energi, dan penyediaan platform pasar dalam dan luar negeri yang dikembangkan oleh Bank Indonesia.

Merek-merek yang telah menjadi anggota IKRA dikaji oleh Pengurus IKRA bersama Bank Indonesia untuk memastikan kualitas dan integritas produknya.

Koleksi budaya muslim Indonesia yang dipamerkan pada acara di Paris ini menggunakan bahan-bahan khas Indonesia, seperti batik dan bordir.

Tak hanya mencerminkan kekayaan budaya Indonesia, produk tradisional karya desainer juga memperhatikan aspek keberlanjutan dan dirancang dengan mempertimbangkan kualitas tinggi, menjamin ketahanan dan mengurangi dampak terhadap lingkungan.

“Kami ingin terjun ke B2B terlebih dahulu dan kami bersedia membantu teman-teman untuk mencapai hal tersebut,” pungkas Ali.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours