BI kembangkan BI-Payment Info deteksi anomali transaksi dan fraud

Estimated read time 2 min read

BALI (ANTARA) – Direktur Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia Ryan Rizaldi akan mengembangkan BI-Payment Clear dan Informasi BI-Payment untuk mengidentifikasi penyimpangan keuangan dan kemungkinan penipuan di sektor keuangan.

Kedua pembangunan infrastruktur ini sejalan dengan Implementasi Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) 2030 untuk memperkuat infrastruktur sistem pembayaran dan data sistem pembayaran.

“Di BSPI, kami memperkenalkan dua infrastruktur, BI-Payment Clear dan BI-Payment Info. Kedua infrastruktur ini akan mengoptimalkan detail data pembayaran ini untuk mencegah anomali penipuan, serta pencucian uang dan pendanaan teroris,” kata Ryan. Pada konferensi pers di Bali, Jumat malam. Kedua pembangunan infrastruktur ini akan memperkuat manajemen risiko dan integritas transaksi keuangan.

“Misi kedua infrastruktur ini jelas, akan menciptakan peluang untuk mendeteksi penipuan sebelum transaksi selesai,” kata Ryan. Baca juga: BI Tegaskan Konfirmasi Pembayaran Akan Digunakan Untuk Analisa Internal Baca Juga: Perbankan Nasional Diusulkan Terapkan Pembayaran BI-FAST Dijelaskannya, infrastruktur ini juga dapat mengurangi investasi industri dalam pembelian infrastruktur serupa. Bayangkan kalau infrastrukturnya ada, kita transaksi, kita ke sana dulu, dicek dulu, lalu oke, paham, baru ke BI-FAST atau pembayaran cepat untuk industri online, ujarnya.

Data BI-Payment akan dikembangkan sebagai infrastruktur publik yang menyediakan antarmuka untuk pemrosesan data granular.

Ruang lingkup layanan Informasi Pembayaran BI dibagi menjadi tiga tingkatan, yaitu akses pihak ketiga terhadap informasi pribadi berdasarkan persetujuan pemilik data, misalnya akses riwayat pembayaran rekening kredit; mengidentifikasi anomali transaksi dan potensi kecurangan, serta menganalisis data untuk memenuhi kebutuhan Bank Indonesia, pelaku industri, dan pemangku kepentingan; Statistik yang dapat digunakan oleh masyarakat.

Mengoptimalkan data individu dengan ID pembayaran adalah inti dari layanan ini. Baca juga: BI: Pembayaran digital mampu mendongkrak pertumbuhan ekonomi Jakarta. Baca juga: BI: Pengguna QRIS Capai 25 Juta Orang dan 22 Juta Pedagang Kekuatan Industri dalam Manajemen Risiko.

Semua operasi ritel online akan dibangun untuk integritas pada infrastruktur ini. Pelaku industri akan menandai dan memblokir transaksi mencurigakan.

Meskipun fokus pada penyediaan transaksi ritel online, penggunaan BI-Payment Clear untuk memproses transaksi non-tunai secara online, seperti transaksi fisik berbasis kartu (kartu debit dan kredit), tetap menjadi opsi yang terbuka.

Sedangkan nilai pembayaran digital Indonesia mencapai Rp59.410,73 triliun atau tiga kali lipat nilai produk domestik bruto (PDB) pada tahun 2023 dan meningkat sebesar 116,6 persen dibandingkan tahun 2019.

Baca juga: BI: Nominal dan volume transaksi melalui QRIS dengan Malaysia meningkat Baca juga: OJK: Bukti pembayaran mendorong pengembangan model credit scoring

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours