BI proyeksikan suku bunga The Fed turun pada November 2024

Estimated read time 2 min read

Jakarta (Antara) – Bank Indonesia (BI) memperkirakan bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (Fed), akan memangkas Fed Funds Rate (FFR) pada November 2024.

Gubernur BI Perry Vargio dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI mengatakan, “Kami awalnya memperkirakan FFR hanya akan turun pada bulan Desember, namun kemungkinan besar penurunan ini akan berlanjut hingga November. .” Rabu di Jakarta.

Inflasi AS pada Juni 2024 lebih rendah dari perkiraan karena rendahnya inflasi energi dan perumahan, kata Perry. Sementara itu, imbal hasil Treasury AS tenor 10 tahun masih tetap tinggi karena adanya persyaratan defisit anggaran pemerintah AS. Kondisi tersebut mendorong perkiraan FRR menurun lebih cepat dibandingkan perkiraan sebelumnya.

“Kami belum berani mengatakan bahwa penurunan akan berlanjut pada bulan September, meskipun ada pasar yang memperkirakan hal tersebut. Namun paling lambat ada kemungkinan FFR turun pada November, ujarnya.

BI optimistis rupee akan terkena dampak positif sejalan dengan perkiraan tersebut. Perry mengatakan: “Pasar umumnya bereaksi terlebih dahulu, ini adalah global spillover, mengapa kami mengatakan FFR bisa lebih maju, sehingga membuka peluang untuk memperkuat dan menstabilkan rupee.”

Namun ketidakpastian pasar keuangan global yang masih tinggi dan ketegangan geopolitik yang belum mereda menyebabkan aliran modal ke negara-negara berkembang relatif terbatas.

Perekonomian global diperkirakan akan tumbuh sebesar 3,2% pada tahun 2024, didorong oleh perekonomian Amerika Serikat dan Eropa. Pertumbuhan ekonomi AS tetap kuat didukung oleh konsumsi dan stimulus fiskal, sedangkan perekonomian Eropa akan tumbuh lebih tinggi didorong oleh membaiknya ekspor dan investasi.

Di sisi lain, perekonomian Tiongkok masih belum kuat akibat lemahnya permintaan domestik.

Gubernur BI mengatakan pertumbuhan ekonomi global berimplikasi pada perlunya terus memperkuat respons kebijakan untuk memitigasi dampak negatif penyebaran ketidakpastian terhadap perekonomian negara berkembang, termasuk Indonesia.

“Kami berkomitmen untuk menstabilkan infrastruktur perekonomian, inflasi dan nilai tukar rupee akan tetap sehat,” tutupnya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours