Bicara Pendidikan Seksual ke Anak, Ini Cara yang Tepat Menurut Psikolog

Estimated read time 2 min read

dlbrw.com, JAKARTA — Pendidikan seks dinilai disampaikan secara tepat agar anak mudah memahaminya dan menggunakan bahasa yang sesuai dengan usianya. Psikolog klinis Kasandra A Putranto lulusan Universitas Indonesia mengatakan, gunakan bahasa yang sesuai usia dan sederhana saat menjelaskan.

Misalnya, ketika anak masih sangat kecil, Anda bisa memulainya dengan mengenalkan fungsi tubuh dan menjelaskan bahwa tubuh memiliki bagian-bagiannya masing-masing, kata Cassandra saat diwawancarai melalui aplikasi pesan instan, Selasa. 8/2024).

Cassandra mengatakan, pendidikan seks bisa dilakukan setelah anak berusia dua atau tiga tahun. Pada usia ini, anak mulai mengenal dan memahami nama-nama bagian tubuh, termasuk alat kelamin. Pada usia ini, orang tua perlu menjelaskan bahwa tubuh anaknya adalah milik pribadi dan patut dihormati.

Cara lain untuk mengajarkan seks adalah dengan melakukan diskusi terbuka dan menciptakan lingkungan yang membuat anak merasa nyaman. “Diskusikan topik terkait hubungan seksual secara terbuka dan tanpa rasa malu. “Ini membantu anak-anak merasa lebih percaya diri dalam menyampaikan pertanyaan atau kekhawatiran mereka,” tulisnya.

Selain berdiskusi, orang tua dapat menggunakan alat seperti gambar atau buku yang sesuai dengan usianya untuk membantu menjelaskan konsep-konsep sulit. Gambar dan warna juga membuat pembelajaran menjadi menarik.

Cassandra mengatakan seiring bertambahnya usia anak, penting juga untuk mulai mendiskusikan risiko yang terkait dengan seks, seperti kehamilan yang tidak diinginkan dan penyakit menular seksual. Belajar pula untuk bertanggung jawab dalam berhubungan dengan orang lain.

“Selain memberikan informasi, penting juga untuk memperkenalkan nilai-nilai moral dan etika terkait hubungan seksual. “Termasuk menghargai diri sendiri dan orang lain serta memahami pentingnya hubungan yang sehat,” ujarnya.

Ia mengatakan melalui pendidikan seksualitas, anak dapat belajar tentang kesehatan reproduksi, hubungan interpersonal yang sehat, serta hak dan tanggung jawab pernikahan. Harapannya, dengan pengetahuan tersebut, anak dapat mengambil keputusan yang lebih baik mengenai kesehatan reproduksinya dan menghindari pernikahan dini.

Pendidikan seksualitas sejak dini membantu anak menghargai diri sendiri, kesehatan seksual, dan lawan jenis. “Pendidikan seks dapat membantu anak terhindar dari risiko kejahatan seksual, kehamilan yang tidak diinginkan, dan penyakit menular seksual (PMS),” kata Cassandra.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours