WASHINGTON (ANTARA) – Presiden AS Joe Biden mengatakan “mungkin” untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata di Jalur Gaza sebelum masa jabatannya berakhir.
“Ya, itu masih mungkin,” kata Biden dalam komentar yang disiarkan pada Minggu, ketika ditanya apakah menurutnya gencatan senjata dapat dicapai dalam sisa lima bulan masa jabatannya.
Biden melakukan wawancara pertamanya dengan CBS pada hari Rabu sejak mengumumkan keputusannya untuk mundur dari pemilihan presiden melawan kandidat Partai Republik mantan Presiden Donald Trump akhir bulan lalu, dengan alasan kekhawatiran tentang masa depan demokrasi Amerika.
“Rencana yang saya susun dengan dukungan dari G7, Dewan Keamanan PBB, dan lainnya masih memungkinkan,” kata Biden dalam sebuah wawancara.
“Saya, dan seluruh tim saya, bekerja setiap hari untuk memastikan hal ini tidak menjadi perang regional. Namun hal ini bisa dengan mudah terjadi,” kata Biden.
Biden mengatakan pada 31 Juli bahwa Israel mengusulkan perjanjian tiga fase yang akan mengakhiri permusuhan di Gaza dan memastikan pembebasan sandera di wilayah yang terkepung.
Rencana tersebut mencakup gencatan senjata, pertukaran sandera dan tahanan, serta rekonstruksi Gaza.
Dalam beberapa bulan terakhir, Mesir, Qatar dan Amerika Serikat telah memimpin pembicaraan tidak langsung antara Israel dan Hamas, namun tidak ada kesepakatan yang tercapai.
Pasalnya, Tel Aviv menolak menyetujui tuntutan kelompok Palestina untuk mengakhiri perang, menarik pasukan dari Gaza, dan mengizinkan pengungsi kembali ke Gaza utara.
Meskipun resolusi Dewan Keamanan PBB menyerukan gencatan senjata segera, Israel terus melanjutkan serangan militernya yang menghancurkan di Jalur Gaza sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.
Sejak itu, sekitar 39.800 warga Palestina telah terbunuh, sebagian besar perempuan dan anak-anak, dan lebih dari 92.000 orang terluka, kata pejabat kesehatan setempat.
Sumber: Anadolu
+ There are no comments
Add yours