Bimtek KIM di Sulawesi Dorong Peningkatan Platform Digital Kemitraan

Estimated read time 4 min read

KENDARI – Bimbingan Teknis (Bimtek) Pemanfaatan Platform Kemitraan Digital Bagi Masyarakat Informasi Publik (KIM) Wilayah Sulawesi dan PPDT Wilayah RAN dilaksanakan di Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) pada Selasa (25/06/2024). ). Sekda Sultra Asrun Lio yang membuka bimtek KIM mengucapkan terima kasih atas bimtek yang diselenggarakan.

Menurutnya, banyak komunitas KIM yang berhasil meningkatkan pengetahuan masyarakat. “Misalnya KIM Graha Asri Watulondo yang mampu meraih kesuksesan nasional pada kategori KIM Inovasi pada tahun 2023. Kimfest di Surabaya,” jelasnya.

Dengan KIM, akses informasi bisa lebih terbuka dan transparan untuk membantu mengidentifikasi potensi daerah. Hal ini tentu saja memenuhi syarat digitalisasi, sehingga akses terhadap segala informasi harus mudah.

“Perkembangan ilmu pengetahuan yang dapat memberikan pencerahan kepada masyarakat akan semakin baik, dan tentunya akan semakin kreatif bagi warga negara itu sendiri,” ujarnya.

Ia juga berharap pada hari itu, Manajer Teknis KIM dapat lebih mendorong hal-hal positif dalam pembangunan daerah yang berdampak pada kesejahteraan masyarakatnya.

“Harapan saya KIM melalui berbagai tanggung jawabnya dapat membantu pemerintah daerah dalam membangun bangsa, memberdayakan masyarakat, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ujarnya.

Hasyim Gautama, Direktur Good Governance dan Komunikasi Publik, menjelaskan peran KIM di era digital saat ini sangat membantu untuk mengembangkan potensi di bidang tersebut. KIM dapat menjadi wadah untuk mengumpulkan dan mengembangkan ide-ide kreatif.

“Pembangunan tidak bisa terjadi tanpa manusia. Oleh karena itu, pengurus KIM di era digital ini bisa lebih populer secara online untuk mencari peluang,” jelasnya.

Dijelaskannya, melalui KIM dapat menjadi wadah untuk terhubung dengan individu maupun kelompok. Kemudahan juga diberikan melalui website yang disediakan secara gratis. Menurutnya, semakin terbiasa menggunakan internet, maka semakin besar pula potensi daerah atau UKM.

“Kita menyederhanakan dunia digital, salah satunya melalui bimbingan teknis platform digital dan menghubungkan dengan kementerian lain karena urusan kita berbeda, yaitu pendidikan, olahraga, seni, UKM, pariwisata,” jelasnya.

Lanjutnya, saat ini posisi KIM berada di pedesaan dan ruang lingkup kerjanya tidak terbatas sehingga melalui KIM setiap orang dapat memperoleh informasi yang lebih mengetahui nilai jual atau potensi suatu produk tertentu dan mempunyai nilai jual.

“Di zaman sekarang apa saja bisa dijadikan konten, itu bentuk iklan, jadi kalau ada konten yang menarik bisa ditaruh di website KIM dan siapa pun bisa melihatnya,” ujarnya.

Hal senada diungkapkan Mochamad Wendy, analis bisnis KIM.id, pengelolaan penggunaan platform KIM dipusatkan dari atas ke bawah sehingga bisa saling membantu dalam memberikan dukungan.

“Penggunaan platform KIM dikelola dengan baik mulai dari pusat yaitu Kementerian Komunikasi dan Informatika serta kementerian dan lembaga lainnya, daerah di bawah Dinas Kominfo, kemudian Dinas Kominfo kabupaten/kota dan desa-desa. atau lingkungan sekitar. (kelompok masyarakat), katanya.

Sedangkan pembuatannya sendiri diawali dengan penyerahan perintah kepala desa untuk mendirikan KIM, kemudian penyerahan pendaftaran KIM ke Diskominfo dan pengelolaan website KIM pada platform Kelola.kim.id. Selanjutnya Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten/Kota bertugas melakukan pendaftaran KIM, penerbitan KIM Noreg, pembuatan platform website KIM, pembuatan domain KIM dan pembuatan akun online KIM.

“Aktivis KIM lebih mudah mengakses informasi yang menjadi dasar pendidikan aktivis KIM. Proses aktivasinya juga sama. Program ini dibuat untuk menunjukkan kerjasama sistem pendukung dan dukungan yang digunakan agar tidak kehilangan fokus, mengadu ke pemerintah daerah yaitu ke kabupaten/kota,” jelasnya.

Ia juga menambahkan, dalam mengelola situs KIM, Anda dapat melihat dengan jelas siapa yang aktif dan siapa yang tidak melalui daftar konten yang disediakan. Cara kerja penggemar KIM untuk mengupdate konten atau aktivitasnya.

Hj Nursam Dewi Sekretaris Dinas Kominfo Kota Kendari mengaku sangat bangga buku petunjuk teknis ini bisa disusun di Kota Kendari. Menurutnya, KIM sangat penting.

“Penting sekali bagi kota Kendari sendiri, kenapa saya katakan demikian, karena biasanya bisa digital,” ujarnya.

Akses informasi pasti lebih cepat dengan KIM. Artinya semua daerah mempunyai kecepatan transfer informasi yang paling bermanfaat bagi Kota Kendari, ujarnya.

Dikatakannya, sejauh ini dari 10 KIM yang tercipta dari berbagai kelurahan di Kendari, baru empat kelurahan yang sudah memiliki sistem digital yakni Puuwatu, Baruga, Poasia, dan Nambo.

Ketua Umum Persatuan Pengusaha Taman Hiburan Indonesia (Putri) Kutai Kartanegara (Kukar) Kalimantan Timur (Kaltim) Ahmad atau Daeng Lompo yang turut hadir dalam bimbingan teknis KIM di Kendari mengatakan, KIM adalah wadah perubahan.

“Kalau teman-teman ingin mendapat penghasilan luar biasa, mulailah dengan KIM,” tegasnya.

Sebagai pendiri Pantai Panrita Lopi di Kukare, ia mengaku bergabung dengan KIM sangat membantunya. Menurutnya, KIM adalah pemimpinnya.

“Kita harus memahami bahwa KIM tidak memiliki gaji, tapi KIM adalah sebuah platform, melalui KIM kita bisa sukses karena kreativitas. “KIM juga bisa dikatakan sebagai perantara antara pemerintah dan masyarakat,” ujarnya.

Ia menekankan pentingnya interaksi dan kerja sama atas kehadiran KIM guna memperkuat kapasitas daerah. “Melalui KIM kita bisa berkomunikasi dengan siapa saja, sehingga ada kecocokan, bisa bekerjasama. “KIM merupakan operator yang dapat mempromosikan seluruh potensi yang ada, baik itu UKM, ekonomi kreatif dan berbagai potensi lainnya,” tutupnya.

Perlu diketahui, berdasarkan laporan hasil aktivasi KIM.id yang disampaikan pada tanggal 22-25 Juni, kegiatan KIM.id dilaksanakan oleh 31 pengelola kabupaten/kota dan 48 pengelola KIM.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours