BKPM: investasi digenjot naik 18 persen agar ekonomi tumbuh 8 persen

Estimated read time 4 min read

Nanning, China (Antara) – Deputi Direktur Promosi Penanaman Modal Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Nurul Ichwan mengungkapkan, pemerintah akan meningkatkan investasi sebesar 18 persen untuk mendukung target pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen pada tahun 2025.

Presiden terpilih, Prabowo Subianto, sudah berkali-kali mengatakan bahwa perekonomian Indonesia diharapkan mencapai 8 persen atau lebih sejak awal pembentukan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. Untuk mencapai hal tersebut, Indonesia harus melakukan investasi riil pada tahun depan. Rp 1,905 triliun atau naik 18 persen,” Kamis. (26/9) kata Nurul di Nanning, Daerah Otonomi Guangxi Zhuang, China.

Nurul berbicara pada Forum Investasi Indonesia-China 2024 yang diselenggarakan BKPM bekerja sama dengan Konsulat Jenderal RI (KJRI) Guangzhou dan dihadiri sekitar 100 pengusaha.

Target pencapaian tersebut meningkat dari target tahun ini sebesar Rp 1.650 triliun. Diketahui, kinerja investasi hingga semester I 2024 mencapai Rp829,9 triliun atau 50,3 persen dari yang diharapkan dan berhasil menciptakan lapangan kerja bagi 1.225.042 orang.

Realisasi penanaman modal tersebut meliputi penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebesar Rp408,2 triliun atau 49,2 persen dari total penanaman modal, dan penanaman modal asing (PMA) sebesar Rp421,7 triliun atau 50,8 persen dari total penanaman modal.

“Tentu Indonesia tidak mungkin mencapai tujuan tersebut sendirian. Makanya kita harus bekerja sama dengan China dan selama 5-6 tahun terakhir China menjadi pemasok terbesar kedua dan ketiga ke Indonesia,” kata Nurul. .

Pertama dan ketiga adalah investasi dari Singapura dan Hong Kong, meski menurut Nurul, tidak menutup kemungkinan perusahaan Singapura yang berinvestasi di Indonesia berbasis di China dan Hong Kong juga bagian dari China.

Artinya, secara keseluruhan, saya yakin Tiongkok adalah investor terbesar di Indonesia. Makanya kami berterima kasih kepada Tiongkok karena membantu Indonesia, tapi mengapa berinvestasi di Indonesia? Nurul menambahkan.

Ada beberapa alasan untuk mempertimbangkan Indonesia sebagai tujuan investasi yang menjanjikan. Menurut Nurul, pascapandemi Indonesia bisa menjaga perekonomian di atas 5 persen per tahun.

Indonesia memiliki banyak sumber daya, seperti nikel, yang merupakan bahan baku industri utama Tiongkok, seperti mobil listrik, dan kebijakan pemerintah Indonesia mendukung pengurangan sumber daya tersebut.

“Sehingga faktor-faktor tersebut dapat membuka berbagai peluang bagi Anda untuk bergabung dengan pemerintah Indonesia. Pemerintah juga memberikan insentif bagi investor seperti ‘tax holiday’, ‘tax insentif’, dan ‘kawasan ekonomi khusus’,” jelas Nurul.

Pada acara yang sama, Kahio Purnomo, Direktur Promosi Asia Timur, Asia Selatan, Timur Tengah dan Afrika, Kementerian Investasi/BKPM mengatakan, investasi dalam dan luar negeri di Indonesia sangat stabil.

“Sekitar 46 persennya adalah investor dalam negeri di Indonesia dan 54 persen sisanya adalah investor asing, karena kami ingin mencari keseimbangan antara penanaman modal asing dan penanaman modal dalam negeri,” kata Kahio.

Kahio mengatakan perlakuan pemerintah Indonesia terhadap investor asing tidak membeda-bedakan negara asal dan memperlakukan investor dalam negeri secara setara.

Selain itu, menurut Kahio, BKPM telah melaksanakan 81 proyek investasi di seluruh tanah air, mulai dari manufaktur, infrastruktur, pangan, pertanian, pariwisata, kawasan industri, dan energi terbarukan.

Idenya, jika Anda tertarik dengan program ini, tidak harus mulai dari sana, cukup buka website kami, semua informasi tersedia dan langkah-langkah investasi dijelaskan di website. kata Kahio.

Pemerintah juga telah memberlakukan sejumlah kebijakan keringanan pajak, antara lain keringanan pajak penghasilan badan berupa “tax holiday” antara 5 hingga 20 tahun bagi mereka yang memiliki aset besar dan investment grade serta pengurangan “pajak pajak”. Pajak perusahaan dihitung sebesar 30 persen dari biaya investasi yang diberikan selama enam tahun serta pembebasan pajak impor selama dua tahun atas mesin, peralatan, dan barang.

Lalu ada “super deduksi pajak” hingga 200 persen bagi pelaku usaha yang bergerak di bidang profesi dan hingga 300 persen untuk kegiatan penelitian dan pengembangan di Indonesia serta golden visa yakni izin tinggal atau izin tinggal bagi orang asing. (WNA) berinvestasi atau membayar biaya tambahan.

Investasi Tiongkok di Indonesia mencapai USD 32,2 miliar (Rp 487,1 triliun) dengan sekitar 21.022 ribu proyek berdasarkan catatan BKPM periode 2019 – Semester I-2024.

Pada tahun 2023, nilai keuangan Tiongkok sebesar 7,4 miliar dolar AS (Rp 111,96 triliun) atau nomor dua setelah Singapura yakni 15,4 miliar dolar AS (Rp 233 triliun).

Lima sektor utama investasi Tiongkok di Indonesia adalah industri pengolahan logam primer (US$13,626 miliar / Rp 206,1 triliun); transportasi, penyimpanan dan telekomunikasi (US$7,878 miliar/Rp 119,1 triliun); Kimia dan farmasi serta kawasan industri (2,746 miliar dollar AS / Rp 41,5 triliun), listrik, gas, dan air (2,651 miliar dollar AS / Rp 40,1 triliun); Rumah dan kantor (2,139 miliar USD / Rp 32,3 triliun).

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours