BKSDA Maluku berdayakan masyarakat kembangkan TWA Pulau Pombo

Estimated read time 2 min read

Ambon (ANTARA) – Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Maluku mengizinkan masyarakat di empat negara mengembangkan Taman Wisata Alam (TWA) Pulau Pombo.

Kepala BKSDA Maluku Danny Hendry Pattipeilohy mengatakan, ada empat negara yang diundang untuk ikut serta dalam pengelolaan TWA Pulau Pombon, yakni Kailolo, Tulehu, Waai dan Liang, Kabupaten Maluku Tengah.

“Kami menebar kesadaran bagaimana mengembangkan pariwisata, karena kehadiran TWA di Pulau Pombo dapat memberikan dampak baru terhadap perekonomian masyarakat sekitar,” kata Danny Hendry, di Ambon, Rabu.

Diakuinya, keempat negara tersebut diundang karena berada di Kawasan Taman Wisata Pulau Pombo. Apalagi dukungan masyarakat sangat diperlukan untuk mendorong perkembangannya.

“Kami telah meluncurkan program pelatihan dan pendampingan bagi masyarakat sekitar Pulau Pombo untuk mengembangkan keterampilan di bidang ekowisata, pengelolaan sumber daya alam, dan perlindungan lingkungan,” ujarnya.

Pulau Merpati yang terkenal dengan keindahan alam bawah lautnya yang memukau kini menjadi fokus utama program ini.

Dengan melibatkan masyarakat lokal dalam pengelolaan TWA diharapkan dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya perlindungan lingkungan dan memberikan manfaat ekonomi berkelanjutan bagi warga setempat.

“Saat ini sedang dalam tahap pengembangan dan saya berharap dapat menjadi objek wisata pada tahun 2025,” harap Danny.

TWA Pulau Pombo merupakan kawasan konservasi terdekat dengan Pulau Ambon, dengan waktu tempuh 45 menit dari pusat kota, termasuk 15 menit dengan speedboat dari Pelabuhan Tulehu.

Dulunya Pulau Pombo merupakan cagar alam dan perairan di sekitarnya difungsikan sebagai taman alam wisata bahari. Pada tahun 2022, Pulau Pombo bagian darat akan menjadi TWA sehingga total kawasan konservasi Pulau Pombo menjadi 218,75 hektar (211,83 hektar bagian laut dan 6,29 hektar bagian darat).

Saat ini TWA Ilha do Pombo sedang dalam tahap penataan, dimana arah pengelolaannya adalah pariwisata berkelanjutan, sehingga memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat sekitar, namun tetap menjaga nilai-nilai ekologi penting yang ada di dalamnya.

Diharapkan melalui sinergi antara BKSDA Maluku, masyarakat lokal dan berbagai pemangku kepentingan, TWA Pulau Pombo dapat menjadi contoh keberhasilan pengelolaan kawasan konservasi yang inklusif dan berkelanjutan.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours