Bobobox inisiasi wisata berkelanjutan, ajak tamu kurangi jejak karbon

Estimated read time 3 min read

Jakarta (Antara) – Seiring semakin sadarnya dunia terhadap isu lingkungan, industri pariwisata juga mengalami perubahan signifikan. Semakin banyak wisatawan yang mencari pengalaman yang selaras dengan nilai-nilai mereka, dan perusahaan seperti Bobobox merespons permintaan tersebut.

Dalam upaya mendukung pariwisata berkelanjutan, jaringan hotel kapsul dan kabin unik di Indonesia Bobobox telah meluncurkan fitur inovatif yang disebut Carbon Offset Toggle. Fitur ini memungkinkan para tamu untuk berkontribusi aktif dalam mengurangi jejak karbon selama menginap.

Dengan mengaktifkan fitur ini melalui aplikasi Bobobox, para tamu secara otomatis berkontribusi pada proyek energi bersih seperti Proyek Panas Bumi Lahendong. Setiap kontribusi diubah menjadi kredit karbon yang digunakan untuk mendukung pengembangan energi terbarukan.

“Kami memahami pentingnya peran industri pariwisata dalam melindungi lingkungan. Melalui fungsi pertukaran karbon, kami mendorong para tamu untuk berpartisipasi dalam undangan yang lebih besar.” Perjalanan konstan. Setiap tindakan kecil, seperti menjalankan fasilitas ini, mempunyai dampak besar terhadap lingkungan.”

Bobobox berupaya memberikan transparansi penuh kepada para tamu mengenai penghitungan jejak karbon dan alokasi kredit karbon. Setiap aktivitas tamu, mulai dari penggunaan listrik hingga transportasi, dihitung secara detail untuk mengetahui besarnya emisi karbon yang dihasilkan.

Sejak diluncurkan setahun lalu, fitur penggantian kerugian karbon telah mendapat tanggapan positif dari para tamu. Data menunjukkan peningkatan signifikan dalam tingkat adopsi fitur ini, terutama di kalangan tamu yang menginap di BoboCabins. Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran terhadap isu perubahan iklim semakin meningkat di kalangan generasi muda.

Saat ini, tingkat adopsi rata-rata fitur ini telah meningkat menjadi 9 persen di seluruh produk. Secara khusus, konsumen yang tinggal di bobocabin menunjukkan bahwa mereka lebih sadar akan perubahan iklim, dengan 18,2 persen pengguna secara rutin mengimbangi emisi dengan menggunakan fitur ini.

Bobobox bekerja sama dengan Fairtmoss menghitung emisi dari setiap aktivitas tersebut secara detail. Hasilnya, Bobopod mengeluarkan sekitar 6,6 kg tCO2 dan Bobocabin sekitar 8,2 kg tCO2. Angka-angka ini kemudian menjadi dasar penghitungan kontribusi fasilitas penggantian kerugian karbon.

Menurut Satria, peningkatan ini menunjukkan semakin banyak wisatawan yang sadar akan dampak perjalanannya terhadap lingkungan dan bersedia mengambil langkah nyata untuk berkontribusi. Banyak pelanggan setia Bobobox memiliki minat dan kepekaan pribadi terhadap isu-isu iklim.

“Kami berharap pencapaian ini dapat menjadi inspirasi bagi pemain lain di sektor perhotelan, yang akan berdampak besar jika tersedia produk alternatif berkelanjutan yang sadar akan perjalanan yang bertanggung jawab,” ujarnya.

Berkat inisiatif ini, emisi yang dihilangkan dalam satu tahun setara dengan berkendara sejauh 369.216 km menggunakan kendaraan berbahan bakar bensin. Jumlah ini setara dengan penyerapan karbon hasil penanaman sekitar 2.840 pohon selama 10 tahun.

Inisiatif Bobobox ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk mempromosikan pariwisata berkelanjutan. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) telah mencanangkan berbagai program untuk mendukung pengembangan ekonomi rendah karbon. Kami berharap kolaborasi antara swasta dan pemerintah ini dapat mempercepat transisi menuju pariwisata ramah lingkungan.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours