Bola itu bundar, Timnas Indonesia jangan gentar!

Estimated read time 7 min read

Jakarta (ANTARA) – Tidak ada yang mustahil dalam sepak bola. Bola itu bulat sehingga apapun bisa terjadi di dunia sepak bola.

Sepak bola bukanlah sistem matematika dimana satu dan satu sama dengan dua, dimana jika tim kecil bertemu dengan tim besar, maka tim besar pasti menang.

Kabar gembira dalam dunia sepak bola mengingat “Tidak ada yang mustahil”, bahwa selain tujuh keajaiban dunia yang terkenal, di babak dunia ini keajaiban juga mungkin terjadi.

“Keajaiban Istanbul” dirayakan setiap tahun setelah Liverpool memenangkan Liga Champions pada tahun 2005 ketika mereka mengalahkan AC Milan 0-3 di babak pertama.

Pada musim 2015/2016, keajaiban turun ke tangan Inggris. Leicester City adalah juara Liga Premier, meskipun musim lalu The Foxes dipromosikan ke papan atas dan berjuang untuk menghindari degradasi.

Apalagi masa depan Indonesia yang bermimpi tampil di Piala Dunia kini berada di grup neraka bersama Jepang, Australia, Arab Saudi, Bahrain, dan China di grup ketiga perebutan tiket Piala Dunia 2026. C dari Asia. daerah tersebut.

Di antara lima tim, tiga di antaranya, Jepang, Australia, dan Arab Saudi, juga mengikuti Piala Dunia yang dimainkan di Qatar.

Tim yang paling maju dari ketiga tim tersebut adalah Jepang, negara yang belum lolos ke Piala Dunia sejak 1998, yang mencapai babak 16 besar sebelum Kroasia mengalahkan mereka 1-3 melalui adu penalti. penjaga rumah.

China sudah satu kali mengikuti Piala Dunia, khususnya pada tahun 2002. Setingkat di bawahnya, ada Bahrain yang belum pernah tampil di Piala Dunia.

Pada Piala Asia 2023 awal tahun ini, Bahrain dan Indonesia terhenti di babak 16 besar. Sementara China, peringkat 87 dunia, gagal lolos dari babak penyisihan grup.

Artinya, Indonesia berpeluang banyak bicara di putaran ketiga. Impian bermain di Piala Dunia masih hidup, membara dan eksis, jika selalu bekerja keras, pantang menyerah dan selalu percaya.

Sebenarnya kami berada di grup sulit di babak ketiga. Tapi kami tidak akan pernah menyerah, kata pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-yong dalam jumpa pers jelang laga melawan Arab Saudi, Rabu (4/9).

Seperti kata pepatah “Ada banyak jalan menuju Roma”, banyak juga cara untuk berpartisipasi di Piala Dunia 2026.

Shin dengan jelas mengatakan bahwa tujuan timnya adalah finis ketiga atau keempat di babak ketiga dan melaju ke babak keempat, bukan mendapatkan satu dari enam tiket otomatis yang tersedia di babak ketiga. bukan.

Pada babak keempat ini, ada enam tim yang memperebutkan dua tiket otomatis.

Pada babak ini diprediksi akan ada tim-tim yang belum lolos ke Piala Dunia seperti Jepang, Australia, Iran, Arab Saudi, dan Korea Selatan. Apakah dia melihat peluang Indonesia di sana.

“Kami tidak mencari peringkat pertama dan kedua, tapi tujuan kami adalah peringkat ketiga atau keempat agar bisa naik ke level berikutnya. Ini tujuan pribadi saya, tapi ini juga tujuan tim kami,” kata Shin . .

Malam ini di Jeddah, Indonesia mengawali laga perdana putaran ketiga turnamen tersebut dengan bertandang ke Arab Saudi yang sudah tiga kali menjuarai Piala Asia dan enam kali mengikuti Piala Dunia. .

Pelatih peraih gelar Liga Inggris dan Piala Italia serta Euro, Roberto Mancini, menjadikan nama Green Falcon terbesar di Asia.

Namun, Shin dengan pengalamannya sebagai pelatih sama sekali tidak takut. Dia sangat santai dan tidak merasakan tekanan sama sekali.

Son Heung-min dan rekan satu timnya pernah membawanya mengalahkan juara bertahan Jerman 2-0 di babak penyisihan grup Piala Dunia 2018.

Begitu pula dengan Jay Idzes yang menjadi satu-satunya pemain Indonesia yang berlaga di Serie A Italia.

Pada musim lalu ia menjadi pilar penting di lini pertahanan tengah saat membawa perkembangan Venezia ke level yang lebih tinggi.

Pada musim-musim sebelumnya, pemain berusia 24 tahun itu punya pengalaman hebat di Belanda, negara yang melahirkan Johan Cruyff sebagai pilar penting filosofi sepakbola “Total Football”.

Pengalaman tersebut menjadikannya sebagai sosok yang selalu menatap ke depan, selalu optimis, selalu tenang, dan selalu percaya.

“Anda tahu, saya tahu beberapa tahun lalu Arab Saudi bermain melawan Argentina dan kami tahu bagaimana kelanjutannya. Jadi pada akhirnya inilah sepak bola dan apa pun bisa terjadi,” kata Idzes.

Pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-yong (tengah) dan pemainnya Jay Idzes (kanan) berdiri saat jumpa pers, Rabu (4/9/2024), jelang laga melawan Arab Saudi di putaran ketiga Piala Dunia. Piala Dunia 2026. Kualifikasi Grup C Asia di King Abdullah Sports City Stadium, Jeddah pada Kamis (5/9) waktu setempat atau Jumat (6/9) dini hari pukul 01.00 WIB. (ANTARA/HO/PSSI)

Masalah pemain di Eropa

Indonesia beruntung memiliki banyak pemain yang pernah berkiprah di Eropa yang menjadi pesepakbola hebat hingga saat ini.

Di antara 26 pemain yang dipanggil Shin Tae-yong untuk bermain melawan Arab Saudi dan Australia, terdapat 10 pemain Indonesia di Eropa yang tersebar di empat negara, Inggris, Italia, Belanda, dan Belgia.

Ada dua nama yang selalu bermain di posisi tertinggi, Calvin Verdonk di Eredivise Belanda bersama NEC Nijmegen dan Jay Idzes di Serie A Italia bersama Venezia.

Meski hanya dua yang menjadi andalan klub sepak bola terbesar Eropa, namun delapan lainnya turut berkontribusi dalam penampilan Indonesia belakangan ini, mengukir sejarah dengan mencapai babak 16 besar Piala Asia 2023, hingga semifinal Piala Asia U-23 2024. Piala, dan bermain di babak ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026 di Asia.

Tanpa bermaksud merendahkan kemampuan pemain yang bermain di dalam negeri, Shin mengatakan pemain yang belajar di Eropa memiliki kondisi fisik yang baik, visi yang baik, dan pemahaman taktik.

Ketika “Garuda Calling” hadir, hal ini sangat berguna dalam menghubungkan formasi permainan apapun.

“Saya bisa katakan bahwa para pemain yang bermain di Eropa, nyatanya banyak membantu tim kami,” ujar pelatih berusia 53 tahun itu.

Dengan kualitas dan pengalaman pemain Indonesia yang bermain di benua biru, tentu menjadi modal berharga bagi Indonesia yang akan membuka putaran ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026 Grup C Asia dan Arab Saudi di Stadion King Abdullah. Stadion Kota, Jeddah.

Penjaga gawang utama tim Indonesia Nadeo Argawinata mengikuti sesi latihan di Lapangan A, Kompleks GBK, Jakarta, Sabtu (31/8/2024). Latihan ini sebagai persiapan para pemain top Indonesia jelang putaran ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026 Asia dan Arab Saudi pada Kamis (5/9) di King Abdullah Sports City Stadium, Jeddah. . ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha/foc.

Arab Saudi tidak punya sumber

Tiga kali juara Piala Asia dan enam kali masuk Piala Dunia merupakan kemenangan yang akan diraih Arab Saudi pada laga lawan Indonesia di putaran ketiga kompetisi Piala Dunia tahun ini. 2026 di Grup C Asia melawan Arab Saudi di King Abdullah Sports City Stadium. Jeddah.

Roberto Mancini menambah aroma pemain The Green Falcon di Asia setelah pelatih asal Italia itu membawa Liga Inggris, Liga Italia, dan Piala Eropa ke dalam kabinetnya.

Namun dalam bidang sepak bola, tidak ada tim yang tidak bisa dikalahkan. Begitu pula dengan Arab Saudi dan Mancini, bukan berarti dengan nama besarnya tak ada celah.

Sejak melatih Arab Saudi pada 27 Agustus 2023 atau setahun lalu, rekor Mancini belum sebaik yang diharapkan.

Dari 14 pertandingan, ia meraih enam kemenangan, tiga kali imbang, dan lima kekalahan, atau bisa dibilang hanya 42,8 persen yang berhasil.

23 gol dicetak dalam 14 pertandingan atau rata-rata 1,6 gol per pertandingan. Pertahanan timnya kurang bagus setelah mencetak 18 gol atau rata-rata mencetak 1,28 gol atau mencetak minimal satu gol per pertandingan.

Sedangkan Shin Tae-yong di Indonesia lebih banyak 51,06 persen dari Mancini atau 24 kemenangan dalam 47 pertandingan yang dilakoninya.

Lini depan Shin juga tajam dengan rata-rata 2,04 gol per laga.

Tak kuatnya pertahanan Saudi, teks tersebut bisa dimanfaatkan para pemain Garuda untuk memastikan kedatangan pelatih khusus Yeom Ki-hun tidak sia-sia.

Dari segi jumlah gol yang dicetak, semuanya hampir sama. Mancini dalam situasi ini sedikit lebih baik setelah Shin mencetak rata-rata 1,29 gol per pertandingan.

Hal ini patut diwaspadai lini belakang Garuda yang tidak akan diperkuat Justin Hubner dan Jordi Amat pada laga berikutnya, mengingat Arab Saudi punya pemain-pemain bertubuh besar dan jangkung.

Namun setidaknya pengalaman Jay Idzes di Serie A Italia, ketenangan Rizky Ridho, dan kemungkinan debut kiper Maarten Paes yang memiliki tinggi badan 1,91 meter bisa membuat segalanya terlihat bagus.

Di antara lawan yang dihadapi Mancini, ada negara asal Asia Tenggara yang menarik perhatian yakni Thailand yang mampu menahan Green Falcon 0-0 di Piala Asia 2023.

Kalau Thailand bisa, Indonesia juga bisa.

Memulai putaran ketiga dengan minimal satu poin di Jeddah akan menjadi awal yang baik bagi Indonesia.

Jika hal tersebut terkonfirmasi, maka kepercayaan diri para pemain akan sangat membantu dalam mengamankan tiga poin pertamanya lima hari kemudian saat menghadapi Socceroos, Australia di stadion kebanggaannya, stadion utama. Gelora Bung Karno, Jakarta.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours