Bolehkah Susu ikan Diberi Tambahan Pemanis? Ini Kata Ahli Gizi

Estimated read time 2 min read

dlbrw.com, JAKARTA – Guru Besar Gizi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Makassar, Dr. Agussalim Bukhari M.Clin.Med Ph.D Sp.GK Subs.KM Bahan aditif seperti maltodekstrin, ekstrak ikan dan pemanis tidak diperbolehkan dalam jumlah berlebihan pada produk susu.

“Tidak masalah jika dikonsumsi berlebihan agar terasa manis,” kata Agus saat diskusi online di Jakarta, Jumat (13/9/2024).

Agus mengatakan maltodekstrin merupakan bahan tambahan yang biasa terdapat pada produk susu untuk menambah rasa manis dan mengurangi rasa amis yang terdapat pada olahan minyak ikan. Maltodekstrin juga berfungsi sebagai sumber karbohidrat pada makanan olahan seperti susu.

Ia mengatakan, meski produk susu berbahan dasar ekstrak ikan memiliki kandungan protein lebih tinggi dibandingkan susu, namun tidak bisa dikonsumsi hanya sebagai sumber tunggal tanpa penambahan nutrisi lain. Untuk memenuhi kebutuhan kalori anak, diperlukan sumber gizi lain yang jumlahnya diatur dan terdaftar dalam izin edar Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). “Produknya harus izin edar BPOM, dan dilihat dari masukan para ahli gizi juga turut diperhatikan, misalnya proporsi gulanya adalah 5% dari total kalori yang bisa dikandung produk tersebut,” kata Agus.

Ia mengatakan, susu biasa digunakan untuk menambah asupan kalori harian anak. Susu biasanya mengandung 150 kalori per gelas. Sementara itu, kebutuhan kalori harian untuk anak usia 3 hingga 4 tahun adalah sekitar 1500 hingga 2000 kilokalori untuk anak hingga usia 7 tahun.

Oleh karena itu, minyak ikan sebaiknya mengandung konsentrat yang baik sehingga dapat menghasilkan tambahan protein, kalori dan lemak untuk memenuhi kebutuhan kalori harian anak. Agus mengatakan susu merupakan salah satu nutrisi tambahan yang dapat memenuhi kebutuhan nutrisi anak sejak konsepsi hingga usia 2 tahun atau 1.000 hari pertama. Untuk tumbuh subur, anak Anda harus mendapat nutrisi yang mendukung kesehatan fisik dan kecerdasan.

Agus mengatakan, “Untuk menjadi negara maju dalam waktu sesingkat-singkatnya, tidak hanya harus kuat secara fisik, tetapi juga harus kuat secara mental dan intelektual, sehat jasmani, pandai berolahraga, dan memiliki kecerdasan yang tinggi.”

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours