Borong Saham BBRI, Direksi BRI Siratkan Bentuk Optimisme Kinerja

Estimated read time 3 min read

JAKARTA – Direksi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk berhasil membeli saham. Mengutip keterangan Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (12 Juni 2024), BRI disebutkan memiliki tiga direktur, yakni Wakil Direktur BRI Catur Budi Harto, Direktur Keuangan BRI Viviana Dyah. Ayu dan Direktur Usaha Mikro Supari Keuli. Saham BBRI memiliki nilai nominal yang berbeda-beda.

Catur Budi Harto tercatat membeli 230.000 saham BBRI pada Jumat (7/6/2024), sehingga kepemilikan sahamnya kini menjadi 4.045.557 saham. Di hari yang sama, Viviana juga membeli 280.000 saham BBRI sehingga kini memiliki 3.659.500 saham BBRI. Kemudian pada Senin (6/10/2024) Supari membeli 213.300 saham BBRI, artinya Supari kini memiliki 4.970.914 saham BBRI.

Dalam kasus tersebut, Sekretaris Perusahaan BRI Agustya Hendy Bernadi mengungkapkan, direktur akuisisi saham BBRI bersifat swasta dan kesepakatan tersebut untuk tujuan investasi.

Saham BBRI sendiri sedang tertekan. Sepanjang tahun ini, perkembangan saham BBRI tercatat terkoreksi sebesar 23 persen. Penurunan saham BBRI belakangan ini berbanding terbalik dengan pendapatan perusahaan yang menguat dan tumbuh positif.

Hal tersebut diungkapkan analis RHB Securities yang memperkirakan potensi kenaikan harga saham lebih besar karena sudah memperhitungkan risiko. Hal tersebut dijelaskan oleh analis RHB Securities Andrey Wijaya dan David Chong dalam penelitian yang dipublikasikan pada Selasa (11/6/2024).

Berdasarkan laporan keuangan, BRI berhasil mencatatkan pertumbuhan pendapatan tercepat pada empat bulan pertama tahun 2024, dan juga terbesar di antara bank-bank sejenis Big Cap.

Laba operasional BBRI periode Januari-April (4M24) (Bank Ngan) meningkat sebesar 4,5 persen YoY (y-o-y) didorong oleh pertumbuhan kredit yang kuat dan biaya kredit (cost of credit/CoC) yang efisien.

Pada bulan April, pertumbuhan pinjaman berhasil tumbuh sebesar 12 persen year-on-year, juga lebih tinggi dibandingkan bulan Maret lalu yang hanya tumbuh sebesar 10,9 persen year-on-year.

Andrey dan David menyoroti pencapaian pendapatan yang menarik dari bank-bank milik BBRI, dengan mengatakan bahwa pertumbuhan paling cepat terjadi di sektor ini.

“CoC 4M24 turun menjadi 3,7% (3M24; 3,8%) dan diperkirakan turun di bawah 3% untuk tahun ini. Rasio CASA-LDR tetap stabil,” jelas mereka dalam studinya.

Hasil empat bulan pertama tahun 2024 yang tumbuh sebesar 4,5 persen juga memenuhi ekspektasi para analis. Sesuai dengan 28 persen perkiraan sepanjang tahun.

Berdasarkan potensi yang sangat menarik tersebut, RHB Sekuritas mempertahankan dan menegaskan rekomendasi Beli/Beli saham BBRI dengan target harga Rp 6.300/saham dan potensi kenaikan 40% berdasarkan kinerja yang luar biasa.

Di sisi lain, 33 analis secara aklamasi merekomendasikan Beli, beli BBRI secara rutin berdasarkan konsensus Bloomberg. Sementara itu, tidak ada analis yang merekomendasikan Jual. Semua orang setuju untuk memberikan rating Beli. Konsensus Bloomberg menghasilkan potensi target harga Rp 6.105/saham untuk 12 bulan ke depan.

Terbaru, Analis Macquarie Jayden Vantarakis memberikan rekomendasi beli dengan target harga Rp 6.630/saham. Analis Ciptadana Sekuritas Erni M Siahaan pun optimis. Ia mengeluarkan rekomendasi beli dengan target harga Rp 7.000/saham.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours