BP Tapera Sebut Penarikan Iuran Belum Tentu Diberlakukan 2027

Estimated read time 2 min read

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Komisioner Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera) Heru Pudyo Nugroho mengatakan, pencabutan iuran sebesar 3 persen akan menjadi pukulan telak bagi pekerja swasta dan kelompok pekerja lainnya. Tidak ada tindakan yang perlu diambil pada tahun 2027. BP Tapera mengaku perlu membangun kepercayaan masyarakat terlebih dahulu.

 

“Apakah pada tahun 2027 atau tidak, kami belum bisa memastikannya. Ada beberapa capaian yang perlu kita targetkan sebelum bisa dipercaya untuk mulai menarik uang,” ujarnya di Jakarta, Senin (6/10/2024).

Menurut dia, dana abadi Tapera akan ditarik secara bertahap setiap 10 tahun sekali. Hal ini disebabkan karena masih terbatasnya sumber daya pada lembaga pengelola baik sumber daya manusia (SDM) maupun teknologi.

Ia mengatakan pihaknya saat ini fokus memastikan tata kelola yang baik dalam dunia usaha termasuk mendapatkan persetujuan dari kementerian/lembaga terkait. Oleh karena itu, ketika terjadi penarikan, masyarakat dapat mempercayai BP Tapera sebagai alat pengelolaannya.

Selain itu, menurut dia, pihaknya juga sedang membicarakan rencana strategis (renstra). Menggunakan prinsip kehati-hatian Agar rencana strategis dapat memberikan manfaat menyeluruh bagi seluruh kelompok anggota.

“Jadi kita tunggu BP Tapera siap baru panitia paham. Ombudsman memahami Banyak pemangku kepentingan memahami Tata kelola yang baik telah berkembang dengan baik. Model bisnisnya jelas, mengedepankan kepentingan masing-masing kelompok peserta yang baru mulai membahas dasar-dasar pemungutan pajak 3 persen, apa langkahnya?

Sebelumnya, Anggota Ombudsman Republik Indonesia (RI) Yeka Hendra Fatika mengatakan, dana pendamping sebesar 3 persen yang terkumpul dari setiap 10 warga untuk mengikuti Program Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera) tidak akan hilang.

Menurut dia, pengklasifikasian dana BP Tapera sangat ketat. Dengan mengumpulkan uang pada instrumen investasi berisiko rendah seperti deposito dan obligasi pemerintah.

Menurut dia, BP Tapera tidak akan melakukan rencana investasi berisiko tinggi seperti menaruh uang di saham.

 

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours