BPBD DKI modifikasi cuaca saat puncak kemarau

Estimated read time 2 min read

JAKARTA (ANTARA) – Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi DKI Jakarta (BPBD) menyebutkan penggunaan teknologi modifikasi iklim (TMC) akan diterapkan pada puncak musim kemarau untuk mengurangi polutan udara.

“TMC akan banyak berperan pada musim kemarau hingga akhir Desember,” kata Esnawa Adjei, Direktur Utama BPBD DKI Jakarta, saat dihubungi di Jakarta, Selasa.

Menurut dia, pihaknya saat ini masih berkoordinasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Badan Nasional Penanggulangan Bencana Daerah (BNPB) dan TNI Angkatan Udara.

Dijelaskannya, saat ini hujan masih turun di kawasan Dhaki Jakarta sehingga bisa mengurangi polutan udara yang menjadi penyebab polusi belakangan ini.

“Jakarta juga kadang turun hujan, ini bagus untuk mengurangi polusi udara di Jakarta,” ujarnya.

Esnawa menambahkan, TMC tidak hanya dilaksanakan pada musim kemarau saja, namun jika ada kemungkinan cuaca ekstrem dapat menimbulkan bencana hidrometeorologi juga digunakan.

“Ketika ada kemungkinan terjadinya bencana hidrometeorologi seperti angin kencang, hujan lebat dan kemungkinan dampaknya seperti tanah longsor, pohon tumbang bahkan banjir (yang juga diterapkan oleh TMC),” ujarnya.

Sebelumnya, kualitas udara Jakarta pada Selasa pagi menduduki peringkat pertama kota dengan udara terburuk di dunia.

Berdasarkan data situs pemantau kualitas udara IQAir pada pukul 07.00 WIB, Indeks Kualitas Udara (AQI) Jakarta menduduki peringkat pertama dengan angka 179 atau masuk kategori tidak sehat.

Gambar ini berisi gambaran kategori tingkat kualitas udara tidak sehat bagi kelompok sensitif karena dapat merugikan manusia atau kelompok hewan yang sensitif atau dapat menimbulkan kerusakan pada tanaman atau nilai estetika.

Sementara itu, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta sedang mengembangkan sistem inventarisasi emisi yang lebih sistematis untuk memantau sumber pencemaran udara di wilayah tersebut.

Meski kondisi cuaca sedang menurun, Pemprov DKI sudah mengambil langkah nyata dalam menanggulangi pencemaran udara. Ini sedang kami selesaikan, kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Asip Kuswanto, Rabu. (19/6). ).

Ia mengatakan, upaya serius DLH terus dilakukan untuk mengatasi penurunan kualitas udara di Jakarta melalui penerapan Keputusan Gubernur DKI Jakarta Nomor 576 Tahun 2023 tentang Strategi Pengendalian Pencemaran Udara (SPPU).

Menurut dia, SPPU ini merupakan panduan strategis bagi DLH dan seluruh pemangku kepentingan dalam meningkatkan kualitas udara di Jakarta hingga tahun 2030.

Selain itu, kata Asip, DLH sedang mengembangkan sistem inventarisasi emisi yang lebih sistematis untuk memantau sumber pencemaran udara di Jakarta.

Ia menjelaskan, sistem ini memungkinkan pengumpulan data emisi yang lebih baik dari berbagai sumber, termasuk kendaraan dan industri.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours