BPDPKS berdayakan UMKM kembangan produk hilir sawit

Estimated read time 2 min read

Jakarta (Antara) – Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) terus memberdayakan usaha mikro, kecil, dan menengah (UKM) kelapa sawit untuk meningkatkan kapasitasnya dalam mengembangkan produk hilir.

Kepala Departemen Usaha Kecil Menengah dan Kerjasama BPDPKS (UKMK), Helmi Muhanzia mengatakan, BPDPKS turut serta dalam pemberdayaan usaha kecil dan menengah kelapa sawit sebagaimana tertuang dalam Perpres Nomor 61 Tahun 2015. Untuk menambah pengetahuan tentang pengertian minyak. Perkebunan sawit menjadi komoditas yang berharga.

“Kami melatih para pelaku UKM untuk mengolah produk seperti sabun, makanan, batik tulis, dan kerajinan tangan melalui program UKMK yang bekerja sama dengan mitra,” kata Helmi dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu.

Menurutnya, BPDPKS melatih petani sawit yang tergabung dalam koperasi dan kelompok tani untuk memproduksi usaha kecil dan menengah seperti kosmetik dan kerajinan tangan untuk mendapatkan nilai tambah dari sawit guna meningkatkan kesejahteraan.

Sementara itu, Asisten Deputi Pembangunan Daerah dan Rantai Pasokan Kementerian Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Ali Alkatiri mengatakan, pihaknya menganjurkan strategi akar rumput yang menempatkan UMKM dan koperasi sebagai aktor utama, bukan sekadar pelengkap.

Misalnya pendirian minyak goreng merah di Deli, Serdang, Sumatera Utara dan 10 pabrik lainnya. Lalu ada program rumah produksi bersama dan pendampingan perolehan sertifikasi mutu produk agar bisa memasuki pasar lebih luas.

Dalam diskusi “Peran Usaha Kecil dan Menengah dalam Kebijakan Pengalihan Sawit” di Jakarta, Kamis (27/6/2020), ia mengatakan, “Jadi sebaiknya koperasi dan UMKM melakukan hilirisasi, jadi kita tidak hanya mengusung TBS. .

Menurut Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Indra Budi Susetio, daya tawar petani dalam rantai pasok rendah karena petani harus menjual tandan kurma yang mudah rusak (TBS). Akibatnya harga TBS mudah turun dan permintaan minyak sawit berfluktuasi di pasar internasional.

“Kedepannya kelapa sawit harus dimanfaatkan secara lebih luas.” 50 juta ton minyak sawit kini diproduksi. Pasokan dan permintaan minyak sawit juga tidak tetap. “Nah makanya harus turun, misalnya untuk batik atau pelapis buah,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Eksekutif UKMK Gabungan dan Promosi Kelapa Sawit yang Baik Qayoum Amri mengatakan, kegiatan yang didukung BPDPKS ini bertujuan untuk meningkatkan peran usaha kecil dan menengah dalam kebijakan hilirisasi kelapa sawit. Dapat menjangkau tingkat masyarakat.

Dalam pertemuan dan diskusi UKMK, panitia melakukan demo produk usaha kecil menengah berbasis kelapa sawit dan edukasi pangan sehat.

“Harapan kami, teman-teman UKM tidak ketinggalan, tapi diajak untuk melakukan hilirisasi sawit.” Dia berkata.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours