BPOM RI tingkatkan literasi pengawasan obat dan makanan ke masyarakat

Estimated read time 3 min read

Jakarta (ANTARA) – Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menargetkan literasi konsumsi obat dan pengelolaan makanan masyarakat untuk mewujudkan Indonesia sehat dan Indonesia Emas pada tahun 2045. “Keadaan masyarakat kita, pengetahuannya tidak mudah.. galau terhadap obat makanan, tidak peduli ilegal atau berbahaya,” kata Deputi Pengawasan Pangan Olahan (Plt) BPOM RI Ema Setyavati. Hal tersebut disampaikan di JI-Expo Kemayoran, Jakarta Pusat, Minggu dalam diskusi bertema “Strategi Digitalisasi Komunikasi, Informasi, Edukasi (KIE) dalam Pengelolaan Obat dan Makanan untuk Membangun Ekosistem Digital di Provinsi DKI Jakarta”. Dia mengatakan setiap orang harus memahami produk, dengan fokus pada legalitas, keamanan, kualitas, kemanjuran, nutrisi, dan kegunaan. “Apakah viral atau tidak, tentu ada intervensi untuk meningkatkan literasi masyarakat,” ujarnya. Baca juga: Dinkes DKI Bagikan Sirup untuk Cegah Masalah Ginjal Parah pada Anak Perkembangan bisa mempengaruhi perubahan hidup dan cara mempromosikan produk .

Juga hadir rincian kepuasan pelanggan atau kekhawatiran tentang pengalaman transaksi, termasuk layanan dan kualitas produk atau layanan yang berlebihan (testimonial). Hal ini dapat mengarahkan orang untuk memilih produk tertentu berdasarkan tren, tampilan, efek cepat, rasa atau harga murah. Selain itu, jelas Ema, keamanan obat dan makanan menjadi pertanyaan penting yang patut dilekatkan pada produk. Jika tidak ada rasa aman maka dapat menimbulkan rasa cemas saat mengkonsumsi produk tersebut.

“Produsen sudah tahu betul kandungan produknya, tapi masyarakat belum mengetahui secara pasti. Oleh karena itu, sebelum mengonsumsinya, masyarakat harus bisa memperhatikan keamanan, mutu, efisiensi, kegunaan, dan gizinya serta memilih produk,” ujarnya. . Ema. Baca Juga: Toko Kosmetik Ilegal Ema di Jakarta Utara Tegaskan BPOM terus melakukan pengawasan menyeluruh terhadap obat dan makanan dari atas hingga bawah dengan memantau kualitas dan gizi obat atau makanan di seluruh pasar.

Rantai dari produsen ke konsumen ini menjadi anak tunggal yang tidak bisa dipatahkan. Langkah ini tentunya akan diambil oleh BPOM sebagai pemangku kepentingan, khususnya masyarakat sebagai pengguna.

Tentu saja pengendalian ini untuk memastikan produksi, distribusi, dan penggunaan aman, bermutu, dan efektif dalam menciptakan masyarakat sehat serta memperkuat industri obat dan makanan, kata Ema. Pengendalian tersebut tidak menyerang pelaku komersial, namun memperkuatnya, karena dengan mematuhi undang-undang dan standar, pelaku komersial dapat mengklaim bahwa produknya aman dan kompetitif, sehingga menghilangkan produk ilegal dan mengurangi minat mereka. rakyat. mempunyai literasi yang tinggi. Baca Juga: BPOM DKI Deteksi Unsur Berbahaya Ada banyak keuntungan dalam mengendalikan regulasi. Artinya, pemahaman masyarakat belum sempurna mengenai risiko dan keamanan obat dan makanan. “Jadi bagaimana cara mengidentifikasi suatu makanan berbahaya,” kata Ema. Hal ini disebabkan data yang tidak lengkap dan tidak akurat sehingga kesadaran masyarakat rendah. Selain itu, kurangnya literasi masyarakat mengenai mutu dan khasiat obat dan makanan seperti cara pemeriksaan, tanggal kadaluarsa dan pemberian label atau label.

Lagipula, kerja sama badan-badan pemerintah dalam bidang obat-obatan dan keamanan pangan masih buruk. Hal ini perlu ditingkatkan karena hubungan kelembagaan yang baik dan kapasitas pemantauan obat dan makanan belum dikembangkan.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours