BPS: Bawang hingga cabai merah jadi faktor utama deflasi Juli 2024

Estimated read time 2 min read

JAKARTA (Antara) – Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan bawang merah dan cabai merah menjadi komoditas andalan inflasi Juli 2024 yang secara bulanan tercatat sebesar 0,18 persen (mo-mo/mtm).

Plt Kepala BPS Amalia Adiningar Vidyashanti menjelaskan, kelompok makanan jadi, minuman, dan makanan selama empat bulan berturut-turut menjadi penyumbang inflasi terbesar dengan kontribusi sebesar 0,28 persen dan inflasi sebesar 0,97 persen. Inflasi paling dalam pada kelompok ini sejak November 2022.

“Produk utama penyumbang inflasi pada Juli 2024 sebesar 0,11 persen, cabai merah 0,09 persen, tomat 0,07 persen, dan daging ayam ras murni 0,04 persen,” kata Amalia dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis.

Di antara komoditas tersebut, tomat mengalami inflasi terdalam pada tahun 2022 hingga 2024.

Dia mengatakan, inflasi harga beberapa produk sejalan dengan upaya pemerintah mengendalikan inflasi daerah.

“Karena pasokan di pasar banyak, maka akan menyebabkan inflasi harga produk-produk tersebut dan menyumbang inflasi (pada Juli),” ujarnya.

Sedangkan kelompok pendidikan mengalami inflasi sebesar 0,69 persen, meningkat 0,04 persen dibandingkan inflasi umum. Secara historis kelompok ini menjadi pendorong inflasi akibat awal tahun ajaran baru, kata Amalia.

“Produk yang memberikan sumbangan inflasi pada kelompok pendidikan adalah SD, SMP, dan SMA yang masing-masing menyumbang 0,01 persen,” ujarnya.

Menurut dia, data historis menunjukkan sektor pendidikan masih berpeluang menyumbang inflasi dalam dua bulan ke depan.

Komoditi lain yang memberikan sumbangan inflasi pada bulan Juli adalah cabai dan beras yang masing-masing menyumbang 0,04 persen.

Selain itu, perhiasan emas, kopi bubuk, kentang, sigaret krotek mesin, dan sigaret krotek tangan masing-masing memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,01 persen.

Berdasarkan wilayah, inflasi terjadi di 32 provinsi, dengan inflasi terdalam terjadi di Sumatera Barat (1,07 persen), Gorontalo (0,95 persen), Papua Selatan (0,92 persen), Kalimantan Tengah (0,68 persen), Nusa Tenggara Barat (0,35 persen) dan Banten. (0,24 persen).

Sementara inflasi tercatat di enam provinsi lainnya, antara lain Papua Barat Daya (0,25 persen), Papua Barat (0,13 persen), Papua Tengah (0,12 persen), Bali (0,10 persen), Jawa Barat (0,06 persen), dan Jawa Timur (0,04 persen). persen) mengalami persen).

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours