BPS pakai metode CVM untuk ukur dampak KEK Kesehatan Sanur

Estimated read time 2 min read

Denpasar, Bali (ANTARA) – Badan Pusat Statistik (BPS) Bali akan menggunakan metode Chain Volume Measurements (CVM) untuk mengukur dampak kehadiran Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kesehatan Sanur.

“Belum pernah metode penghitungan BPS (berbasis CVM) menggunakan harga tetap pada tahun dasar atau 2010. Kami ingin menyoroti dampak penetapan Sanur sebagai Kawasan Ekonomi Khusus Kesehatan serta kaitannya dengan Hari Statistik Nasional,” kata Agus Wirawan, Pj Kepala Kadek BPS Bali di Denpasar, Bali, Rabu.

Dia menjelaskan, produk domestik bruto regional (PDB) atau pertumbuhan ekonomi Bali selama ini dihitung pada tahun 2010 dengan harga konstan.

Sementara itu, Kawasan Ekonomi Khusus Kesehatan Sanur akan menampilkan banyak barang baru yang tidak tersedia pada tahun 2010. Jadi kalau pakai CVM, harga tahun sebelumnya yang dijadikan pembanding.

“Harga yang kami gunakan akan berubah setiap tahunnya, sehingga tujuannya adalah untuk memulai aktivitas ekonomi baru dengan cepat,” kata Kadek.

Ahli Statistik Madya Direktorat Perimbangan Pengeluaran BPS Mohamad Arif Kurniwan menambahkan, indikator ekonomi dan sosial yang digunakan untuk mengukur PDB pada pembangunan kawasan Sanur masih sama, namun banyak pembaruan karena berbasis CVM.

Ia mencontohkan menggunakan cara lama dengan benchmark tahun 2010. Sulit membandingkannya dengan “Sanur Health”, sebuah klinik estetika dan klinik sel induk.

“Sekarang semakin banyak produk baru, produk lama menghilang, dan muncul produk substitusi. Jadi kalau dua tahun terakhir mobilnya mobil listrik, maka perbandingannya dengan tahun dasar terlalu jauh,” kata Arif.

Oleh karena itu, CVM digunakan untuk mengukur dampak wilayah tersebut terhadap pertumbuhan, namun pengguna data tidak lagi menerima penghitungan PDRB berdasarkan harga tetap.

“CVM akan lebih akurat, perhitungan PDRB akan dilakukan seperti biasa namun akan disusun deflator atau indeks harga berdasarkan tahun lalu untuk mengoreksi biaya,” ujarnya.

Kepala Bappeda Bali I Wayan Wiasthana Ika Putra, KEK Kesehatan Sanur diharapkan memberikan dampak ganda terhadap perekonomian Bali.

Selain menarik wisatawan berkualitas yang mencari pengobatan, kawasan ini juga diharapkan menjadi rumah bagi pekerja lokal.

“Keberadaan kawasan ekonomi khusus ini sejalan dengan konsep Ekonomi Kerthi Bali bahwa pariwisata yang berkualitas harus dikembangkan berdasarkan kearifan lokal, tidak hanya dari segi medis tetapi juga dari segi kebugaran. “10 persen pengguna wisata medis sakit dan 90 persen hanya sekedar memeriksa, itu tren yang terjadi saat ini,” ujarnya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours