BRI: Porsi kredit UMKM capai 81,96 persen hingga triwulan II 2024

Estimated read time 3 min read

Jakarta (ANTARA) – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) mencatat porsi penyaluran kredit kepada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (MEME) hingga triwulan II 2024 mencapai 81,96 persen dari total kredit yang disalurkan.

Porsi kredit tersebut setara dengan Rp 1.095,64 triliun yang disalurkan BRI ke segmen UMKM. Secara total, BRI menyalurkan kredit sebesar Rp 1.336,78 triliun hingga akhir triwulan II 2024 atau tumbuh 11,2 persen secara tahunan (year/YoY).

“Salah satu bentuk komitmen BRI dalam mendukung pertumbuhan perekonomian nasional adalah dengan terus mendorong penciptaan lapangan kerja khususnya di segmen UMKM melalui penyaluran kredit yang berkualitas,” ujar Direktur BRI Sunarso pada konferensi pers Presentasi Kinerja Keuangan Triwulanan. II 2024 di Sukabumi, Kamis.

Rinciannya, kredit yang disalurkan BRI untuk segmen mikro hingga Juni 2024 tercatat sebesar Rp623,01 triliun. Sedangkan segmen kecil menengah sebesar Rp 273,81 triliun dan segmen konsumer sebesar Rp 198,82 triliun. Sedangkan kredit korporasi BRI tercatat sebesar Rp 241,15 triliun.

Sunarso menambahkan, pertumbuhan kredit BRI terus dilakukan dengan penyaluran kredit yang selektif dan hati-hati sehingga mampu menjaga kualitas kredit yang disalurkan.

Hal ini terlihat dari rasio pinjaman terhadap risiko (LAR) BRI yang tercatat mengalami kenaikan atau penurunan dari 14,94 persen pada akhir triwulan II 2023 menjadi 12,00 persen pada akhir triwulan II 2024.

Sementara itu, rasio kredit bermasalah (NPL) BRI terjaga pada kisaran 3,05 persen, dengan rasio NPL coverage pada level wajar sebesar 211,60 persen.

Sebagai bank yang memiliki portofolio terbesar di segmen UMKM, Sunarso menjelaskan NPL sekitar 3 persen menunjukkan BRI mampu menjaga kualitas kredit yang baik melalui penerapan prinsip manajemen risiko yang baik.

“Karena bermain di UMKM pada situasi saat ini tidaklah mudah. “Saya bilang itu tidak mudah dan penuh tantangan,” ujarnya.

Oleh karena itu, tambah Sunarso, jika suatu bank mampu menjaga NPL di kisaran 3 persen, ini merupakan bukti bahwa manajemen risiko kredit UMKM yang menghadapi banyak tantangan dapat dikelola dengan baik.

Menurut Sunarso, keberadaan AgenBRILink terbukti mampu menjawab karakteristik nasabah mikro dan kini mempunyai peran penting dalam perekonomian dan kehidupan masyarakat.

Kehadiran AgenBRILink, kata perusahaan, memudahkan kehidupan masyarakat Indonesia melalui fungsi dan layanan yang diberikan, seperti pembayaran tagihan listrik dan air, pembelian pulsa, pembayaran cicilan, pengisian BRIZZI, penyetoran pinjaman, penyediaan layanan rujukan pembukaan. Rekening simpan pinjam BSA, serta transaksi lainnya.

Hingga akhir Juni 2024, BRI memiliki 993 ribu Agen BRILink yang tersebar di lebih dari 61 ribu desa. Jumlah tersebut mencakup lebih dari 80 persen total jumlah desa di Indonesia. Sedangkan volume transaksi AgenBRILink sepanjang Januari-Juni 2024 mencapai Rp767 miliar atau tumbuh 13,6 persen YoY.

Sebagai tambahan informasi, hingga akhir Triwulan II 2024, BRI dan anak perusahaan atau BRI Group mencatatkan laba sebesar Rp 29,9 triliun. Kinerja positif tersebut ditopang oleh penyaluran kredit dan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) yang tumbuh dua digit.

BRI meraih fee base income (FBI) sebesar Rp 11,26 triliun hingga akhir Juni 2024 atau tumbuh 10,15 persen YoY dari periode yang sama tahun sebelumnya yakni Rp 10,22 triliun.

Perseroan juga memastikan kondisi likuiditas dan permodalan yang memadai, dengan rasio pinjaman terhadap simpanan (LDR) perbankan tercatat sebesar 86,59 persen dan rasio kecukupan modal (CAR) sebesar 25,13 persen.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours