BRICS Gunakan Minyak dan Gas untuk Runtuhkan Dolar AS

Estimated read time 2 min read

JAKARTA – Keberhasilan menarik anggota baru aliansi BRICS yang mencakup negara-negara asli penghasil minyak seperti UEA, Mesir, Iran, dan Ethiopia dinilai memiliki tujuan tertentu. BRICS dipandang sebagai upaya untuk menggunakan sektor minyak dan gas sebagai senjata untuk membalikkan status dolar AS sebagai mata uang cadangan dunia.

BRICS juga mengundang Arab Saudi, produsen minyak terbesar di dunia, untuk menjadi anggota aliansi tersebut. Namun, Kerajaan Arab Saudi masih menunda undangan tersebut dan mempertimbangkan pro dan kontra menjadi bagian dari kelompok tersebut.

Jika Arab Saudi bergabung dengan BRICS, aliansi tersebut akan menguasai 42% sektor minyak dan gas global, demikian dikutip WatcherGuru, Sabtu (20/7/2024). Hal ini akan memfasilitasi agenda dedolarisasi, dimana negara-negara lain dapat mengubah perjanjian perdagangan minyak dan memfasilitasi pembayaran dalam mata uang lokal.

Rusia baru-baru ini menyampaikan kabar terbaru mengenai keyakinannya bahwa dominasi global dolar AS akan berakhir. Presiden Rusia Vladimir Putin menjelaskan jika negara-negara penghasil minyak di Timur Tengah berhenti menerima dolar AS untuk minyak, otomatis dolar AS akan terdepresiasi.

“Jika produsen minyak di Timur Tengah berhenti menggunakan dolar AS, itu akan menjadi akhir dari dolar,” tegas Putin.

Dolar AS bekerja berdasarkan mekanisme penawaran dan permintaan. Artinya, jika permintaan turun, maka mata uang AS akan langsung terdepresiasi. Tidak mengherankan jika BRICS mencoba menggunakan minyak sebagai senjata utamanya untuk menghancurkan mata uang ini.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours