BRIN paparkan langkah pembangunan PLTN di Indonesia

Estimated read time 2 min read

Jakarta (ANTARA) – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengumumkan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) komersial pertama di Indonesia akan diuji dan dioperasikan antara tahun 2030 hingga 2034. “Pemerintah telah mengidentifikasi energi nuklir sebagai bagian dari energi baru dan terbarukan. energi terbarukan sebagai bagian dari upaya mencapai target net zero emisi pada tahun 2060,” kata Kepala Pusat Penelitian Teknologi Nuklir BRIN Topan Setiadipura dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.

Dilaporkan bahwa 80 proyek reaktor modular kecil sedang dibangun di seluruh dunia, salah satunya adalah pembangkit listrik tenaga panas 40 megawatt dan pembangkit uap industri yang disebut Pluit-40.

Topan mengatakan proyek Peluit-40 dikembangkan BRIN bersama beberapa lembaga nasional.

Menurutnya, kebijakan nasional memungkinkan teknologi Peluit-40 yang dikembangkan BRIN dapat berkontribusi pada dunia energi atau ketenagalistrikan di Indonesia.

Pada tahun 2030 hingga 2034, khususnya pada tahun 2032, ini merupakan jendela peluang bagi target awal reaktor modular kecil setara 250 megawatt untuk memasuki pasar listrik atau energi di Indonesia. “Ini akan menjadi faktor kunci tercapainya transisi energi nasional,” ujarnya. Topan menyebutkan dua strategi yang dapat menerapkan reaktor modular kecil sebagai teknologi pembangkit listrik tenaga nuklir pertama di Indonesia.

Pertama, bekerja sama dengan pemasok internasional untuk menerapkan teknologi reaktor modular kecil.

Menurut dia, beberapa vendor reaktor modular kecil saat ini sudah menjalin kontak dengan pihak-pihak di Indonesia dan mulai mencapai kesepakatan awal. Memang benar, beberapa pihak telah melakukan studi tekno-ekonomi lebih lanjut mengenai penerapan beberapa teknologi reaktor modular kecil.

Ia mengetahui bahwa terdapat vendor internasional yang telah membuka kantor di Indonesia dan sedang melakukan tahap pengembangan dan penerapan reaktor modular kecil.

Kedua, dilanjutkan melalui kolaborasi memajukan teknologi nasional melalui kolaborasi strategis dengan pihak internasional. Salah satu teknologi nasional tersebut adalah Peluit-40 melalui kerja sama pengembangan dan penerapannya di Indonesia.

“Kedua strategi ini memerlukan kerja sama progresif antara vendor reaktor modular kecil global dan perusahaan listrik di Indonesia,” tutup Topan.

Peluit-40 dirancang BRIN mulai tahun 2021 sebagai kelanjutan pengembangan Badan Tenaga Atom Nasional (Batan) sebelum bergabung dengan BRIN. Peluit-40 adalah reaktor berpendingin gas bersuhu sangat tinggi. Baca Juga: Solusi Energi Alternatif Berbasis Riset Baca Juga: Rusia Siap Transfer Teknologi Nuklir ke ASEAN untuk Tujuan Damai

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours